Sunday, March 24, 2019

Review topi creambath

Rambut adalah mahkota perempuan. Begitulah kata pepatah.
Oleh karena itu penting juga bagi para wanita untuk merawat rambut.
Buat saya, perawatan tidak melulu harus disalon. Untuk efisiensi dirumahpun bisa merawat rambut.misalnya creambath.
Lalu ada pertanyaan nih. Yah kalo di rumah gak ada steamernya dong jeng?
Nah kali ini saya mau mereview topi creambath yang berfungsi sebagai steamer jika disalon. So perawatan dirumah jadi seperti disalon. Hehe menarik yah.
Topi creambath ini dalam penampakan boxnya seperti ini. 


Warnanya pink lalu ada saklar tombol on (high - low) dan off. High untuk temperatur suhu tinggi dan low untuk suhu yang rendah. Dibelakang ada resleting dan tali pengait untuk mengencangkan topi.

Didalam topi ada shower cup yang memang bisa dilepas agar bisa dibersihkan setelah digunakan untuk steamer.

Aturan Penggunaan :
1. Sesudah rambut dibersihkan serta rambut pada kondisi setengah basah, usapkan cream perawatan pada rambut lalu rambut dipijit-pijit
2. Bungkus rambut dengan topi handuk yang dibuat dari kain
3. Pasangkan topi creambath, bagian yang lebih pendek untuk bagian depan serta bagian yang panjang untuk bagian belakang kepala sehingga tali pengencang tersedia dibelakang kepala.
4. Kencangkan topi creambath dengan menarik tali pengencang yang tersedia dibelakang kepala
5. Hubungkan kabel arus listrik ke sumber lsitrik lalu pakai selama 15 menit
6. Cabut kabel arus listrik lalu lepaskan topi creambath dari kepala
7. Cuci rambut dengan air serta pemeliharaan creambath dapat dilanjutkan

Spesifikasi :
– Dimensi topi : 22 x 22 x 20 centimeter
– Panas yang diciptakan sekitar 75 derajat celcius
– Dilengkapi dengan lapisan dalam topi sehingga tetap aman
– Tegangan : 220V


Mudah kan?
Jadi menurut saya alat ini benefit.


Bisa untuk solusi efisiensi daripada harus mengeluarkan budget khusus ke salon hanya untuk creambath. Jika bisa dilakukan dirumah sendiri. Why not kan?

Let's try 😊

Saturday, March 23, 2019

Siapa takut jadi penulis


Beberapa waktu lalu saya mengikuti seminar reny silado. Siapa yang tidak kenal dengan penulis legendaris ini.hehe
Beliau penulis buku "siapa takut jadi penulis".
Beliau begitu ramah, dan membagikan banyak pengalamanya kepada kami. Beliau memotivasi saya secara untuk lebih baik bukan hanya dalam menulis tapi dalam menyikapi kehidupan. Itu tulisan beliau untuk saya.hehe
Terimakasih pak penulis atas saran dan masukanya. Sehat sehat selalu.😊

Puisi : menanti matahari

Aku hanya seorang diri yang memanggil malam untuk menemani bintang dalam sinarnya menerangi gelap.

Selalu memanjatkan doa pada sang pemilik kehidupan agar aku dipertemukan dengan matahari. Yang kupikir bersama matahari aku tidak lagi merasa sunyi.

Malam hari saat orang hanyut dalam tidur. Aku terus menunggu. Menunggu sinar itu datang menghampiriku.

"Kenapa kamu hanya menunggu?" Ada seorang yang bertanya demikian.

Ya. Apa yang bisa kulakukan selain menunggu. Aku tidak mungkin memaksakan kehendak sang pemilik kehidupan.

Aku pernah berusaha sekuat tenaga namun akhirnya aku kembali pada sunyi.

Jika demikian salah, menunggu mungkin suatu jawaban. Melatih kesabaran.

Sabar menanti matahari

(Dhiajeng)

Friday, March 22, 2019

Saya seorang ambivert

Dalam psikologi ada kepribadian ke tiga selain introvert dan ekstrovert yaitu ambivert.
Ambivert adalah kepribadian yang menjalani keduanya secara seimbang. Kadang bisa menjadi introvert dan kadang bisa menjadi ekstrovert.
Saya seorang yang ambivert. Karena saya merasakan saya ada diantara keduanya introvert dan ekstrovert.

Saat saya menulis seperti ini saya menjadi pribadi introvert namun saat saya tergabung dalam komunitas saya menjadi pribadi ekstrovert menyesuaikan lingkungan.
Kadang saat dikantor jika butuh waktu untuk berpikir mencari ide, saya biasa mencari ruangan yang memungkinkan saya bisa sendiri untuk fokus pada pekerjaan dan mencari ide. Biasanya kalau dikantor ada spot favorit saya untuk tempat menyendiri agar bisa focus mencari ide atau saat saya sedang butuh focus untuk mengerjakan sesuatu.

Namun tidak melulu menyendiri juga. Dikantor juga saya senang berkumpul berinteraksi dengan teman teman membahas topik tertentu atau sekedar bersenda gurau bermain game menghilangkan penat.hehe.

kadang dijam istirahat ataupun santai rekan kerja bercerita / curhat meminta saran kepada saya. Wah kalo soal ini bukan berarti saya ahli ya. Karena saya suka keduanya balance.menjadi pendengar dan komunikator yg baik jadi mungkin mereka nyaman bercerita kepada saya.

Begitulah ambivert.

Saat saya mengikuti training presentation skill dikantor, saya ingat pesan sang trainer bapak Gunawan. Beliau mengatakan berikut "Apapun kepribadian kita, terima saja dulu, selanjutnya tinggal bagaimana usaha kita mengeksplore kemampuan, pengetahuan, dan bakat untuk menjadi lebih baik".

Ya beliau benar prinsip saya masing masing orang unik dengan karakter yang dimiliki dengan kekurangan dan kelebihan yang dimiliki masing masinh jadi tidak layak untuk dibandingkan. 
Beliau sang trainer mengaku bahwa berkepribadian introvert murni. Lalu mengapa bisa berani berkomunikasi menjadi trainer?disitulah challengenya.

Tidak semua orang yang introvert tidak bisa berkomunikasi baik.buktinya trainer saya cukup mahir dalam berkomunikasi saat mengajarkan kami tentang presentation skill. Komunikasi perlu diasah dan dibiasakan. Tidak ada orang yang benar benar sempurna dalam hidupnya. Kita butuh belajar dan butuh orang lain sebagai lingkungan sosial kita mungkin bisa mengajari kita banyak hal tentang kehidupan.

Hidup adalah perjuangan (part 1)

Saya saat menerima ijazah dihari wisuda. Sumber foto : dokumen pribadi

Melanjutkan tulisan yang pernah saya posting sebelumnya di instagram saya.
Atas request sahabat saya akan tuliskan di blog ini. 

Tentang perjuangan.
Saya percaya setiap orang punya jalanya sendiri untuk berjuang.
Dalam tulisan ini saya mau tuliskan perjuangan saya dalam menempuh program sarjana.
Semua berawal sejak saya lulus SLTA. Saat itu teman teman saya masing masing bilang mereka akan lanjut kuliah di kampus yang mereka sukai.
Dalam hati saya. "Tuhan ajeng mau kuliah juga". Saat itu kondisi perekonomian keluarga sedang sulit. Sebagai anak pertama saya harus mengerti, apalagi saya masih punya adik yang masih butuh biaya banyak untuk sekolahnya.

Dalam doa saya setiap malam saat itu saya memohon agar Tuhan memberikan jalan saya untuk bisa kuliah.
Umur 17 tahun saya sudah bekerja, waktu itu karena tempat kerja dan rumah jauh saya harus kost.
Saya putuskan untuk kost.dan meminta restu orang tua. Mah pah doain ajeng berhasil ya.ajeng mau kerja untuk bisa kuliah. Kata kata itu saya ucapkan saat saya pamit berangkat kerja.
Orang tua saya yang melihat keinginan saya begitu gigih mereka membantu doa.
Saya sempat pindah pindah tempat kerja, sebagai tamatan SLTA berapa sih gaji waktu itu. Saya harus kumpulkan gaji saya setiap bulan untuk bayar uang gedung kampus.
Di tahun pertama saya sempat kuliah 1 semester. Namun karena saat itu waktu kuliah yang tidak fleksibel dan kantor saya agak jauh dari kampus akhirna saya memutuskan berhenti dan pindah ke kampus lain.

Karena ini biaya sendiri saya tidak bisa terlalu banyak berharap untuk bisa kuliah dikampus bergengsi. Karena biaya kuliah yang jelas pasti mahal. Untuk saya yang hanya lulusan SLTA dengan gaji minim pas pasan tidak sanggup untuk bisa membayar biaya kuliah di kampus bergengsi.

Akhirnya saya menemukan kampus yang membuka kelas karyawan sabtu minggu jadi saya tetap bisa bekerja senin sampai jumatnya. biaya kuliahnya juga tidak mahal. Karena saya benar benar harus memperhitungkan semuanya agar bisa berjalan dengan baik.
Setelah saya hitung hitung. "Ah ini cocok nih dengan pendapatan saya". Karena saya harus memperhitungkan juga unsur biaya transportasi, makan, biaya kosan juga biaya lainya setiap bulan.
Senin sampai jumat saya bekerja full time dikantor. Sabtu sampai minggu saya full time dikampus. Kadang saat benar benar kelelahan saya bisa memanfaatkan waktu luang dikampus saat menunggu kelas selanjutnya untuk tidur siang sebentar. Lalu kelas hari minggu biasanya dipadatkan jadwalnya full. Saya biasa menyempatkan misa di gereja yang dekat dengan kampus. Biasanya misa minggu malam yang terakhir begitu jam terakhir kelas kuliah selesai saya baru bisa ke gereja. Sampai malam hari saya masih harus packing. Packing? Ya packing karena saya mau berhemat saya bawa stok makanan dari rumah untuk saya masak di kosan. 

Mungkin orang tua saya merasa prihatin dengan saya, jadi kadang saya dibawakan stok beras atau mie instant setiap saya mau berangkat kembali ke kos kosan.  Awalnya naik bis ke kosan tapi seiring berjalan waktu saya bisa bawa motor sendiri saya berangkat pulang dan pergi naik motor. Biasanya sengaja saya memilih jam berangkat malam supaya terhindar dari kemacetan jakarta. Tau sendiri kan gimana macetnya jakarta? Apalagi jarak tempuh rumah ke kosan cukup jauh.

Dahulu sih belum jaman ya begal begalan, jadi saya masih merasa aman aman saja. Kalo bicara pengalaman naik motor sendiri malam malam.hehe saya sudah kenyang.
Malam hari rantai motor lepas pernah.
Malam hari ban motor kena paku pernah.
Malam hari motor mogok pernah.
Malam hari bensin motor habis pernah.

Untungnya saya selalu bertemu orang baik setiap saya mendapatkan masalah dijalan. Mereka benar benar tulus mau bantu saya. Mungkin karena kasian ya lihat cewek dorong dorong motor malam malam haha. Lewat tulisan ini saya mau say thanks. Makasih mas2, bapak2 yang waktu itu pernah bantuin saya.bahkan saya masih ingat sekali saat itu pulang kuliah masih agak siang saya pernah kehabisan bensin. Lalu saya dorong motor cukup jauh. Tidak ada yang menjual bensin eceran ditempat itu karena didalam komplek posisinya. Lalu ada seorang mas2 setengah tua mendekati bilang seperti ini, "dek kenapa dituntun motornya?" Saya bilang "bensinya habis pak. Gapapa kok saya dorong didepan mungkin ada yg jual".
Mas2 itu bilang begini "kalo gitu tunggu disini ya jangan kemana mana".  Saya bingung dan waswas juga namanya orang asing saya justru takut kalau dicelakai. Saya trus mendorong motor saya sampai aga cukup jauh saya takut bertemu orang tadi. Ternyata saya salah, dia datang mencari saya dan bolang begini "dek dicariin malah dah sampai sini aja dorong motor kan capek. Ini bensinya (dia membawa plastik berisi bensin)". 

Ya Tuhan maafkan saya.saya salah menilai orang tadi. Ternyata dia orang baik. Ini begitu cepat dia langsung pergi. Saya tidak sampai tidak sempat mengganti biaya bensinya yang dia belikan.  Ini kisah nyata pengalaman yang saya alami. Di jakarta yg keras ini, masih ada orang baik. Dan saya selalu bertemu mereka orang baik yang membantu saya dengan tulus saat saya mengalami kesulitan sendirian dijalan.

Btw sudah malam ceritanya to be continue ya nanti dikesempatan lain saya sambung lagi. Hehe. Good night.



Bekerja dengan kasih

Setiap jumat siang dikantor tempat saya bekerja diadakan persekutuan doa yang diperuntukan bagi karyawan nasrani (baik katholik maupun kristen).

Jumat ini pembicaranya adalah Bapak Pendeta Abraham. Saya lupa beliau melayani di gereja apa.
Ada concern saya untuk kottbahnya di hari ini. yaitu tentang kasih dalam pekerjaan.

Jika seseorang yang memiliki kasih, maka ia mencintai apa yang ia kerjakan. Bersyukur dan tidak pernah mengeluh. melakukan yang terbaik semaksimal mungkin dan terus mengupgrade potensi diri.

Nah ini catatan yang bisa jadi untuk saya ataupu bisa untuk teman teman pembaca.

Kadangkala begitu mudahnya kita prustasi atau mengeluh jika sesuatu hal / pekerjaan yang kita emban berat. Atau mungkin saat bos / atasan kita dengan kepemimpinanya yang membuat kita "lelah". lelah yang saya maksudkan disini adalah lebih ke perasaan tidak nyaman di lingkungan kerja.
Pernah tidak teman teman pembaca mengalami demikian?

Saya sudah bekerja sejak tamat SLTA. saya bekerja sambil kuliah. Saya bertemu dengan banyak orang dengan style yang berbeda beda. dengan style kepemimpinan atasan yang berbeda beda pula.
Jika menemui atasan yang membuat kita tidak merasa nyaman di tempat bekerja, tidak ada semangat yang mendorong kita untuk berangkat kekantor. saya pernah mengalaminya. motivasi saya saat itu saya harus bekerja, karena kalau saya tidak bekerja saya tidak bisa kuliah. Oleh karena itu saya bisa survive.

Setelah menyelesaikan kuliah, motivasi saya dalam bekerja yang pasti tetap bekerja sebaik baiknya.
Dalam kotbahnya pak pendeta hari ini berdasarkan ayat dikitab suci kepercayaan yang saya anut, ada 5 point yang saya tangkap tentang mekanisme bekerja, berikut informasinya yang saya pikir memang relevan :

1. Tidak Iri
Dalam ayat tersebut dikisahkan tentang tuan yang memberikan talenta kepada hambanya untuk bekerja. dengan besaran talenta yang berbeda beda. ada yang seorang mendapatkan 5, ada yang mendapatkan 2 dan ada yang mendapatkan 1 talenta. Semua diberikan sesuai dengan porsi dan kemampuan masing masing untuk mengemban tugas mengembangkan talenta. dalam dunia kerja bisa saya kita atau teman kerja kita diberikan load pekerjaan masing masin berbeda. Ada yang mendapatkan banyak tugas dan tanggung jawab. Ada yang hanya mendapatkan sedikit. Kita tidak boleh iri, karena masing masing tugas diberikan sesuai dengan porsi dan kemampuan yang dimiliki. Semakin besar penghasilan yang dimiliki otomatis semakin besar juga tanggung jawab yang diemban. Kita tidak boleh iri dengan teman atau rekan kerja kita.

2. Bekerja maksimal.
Dalam ayat tersebut dikatakan tentang hamba yang mendapatkan talenta 5 buah, lalu kembali lagi dan berhasil memperoleh 2 kali lipat dari modal yang diberikan.
Pertanyaanya, mengapa bisa memperoleh hasil 2 kali lipat? ya tentu saja jawabanya karena orang itu bekerja keras / bekerja maksimal sampai berhasil. Oleh karena itu dia mendapatkan hasil yang maksimal juga.

3. Tidak membuang waktu
Begitu diperintahkan oleh tuan / pimpinanya untuk bekerja, hamba / pekerja ini langsung mengerjakanya. dia tidak membuang buang waktu.
Kebiasaan menunda nunda pekerjaan adalah kebiasaan yang membuat kita susah berhasil.
Sedari dulu apapun pekerjaan yang saya sedang kerjakan jika waktunya bisa dan memungkinkan saya  akan berusaha untuk menyelesaikanya langsung, tidak menunda nunda dan membuang buang waktu. Saya terbiasa membaut catatan di handphone saya untuk setiap kegiatan dan tugas yang saya kerjakan. Semua sudah saya plan, jika pekerjaan dilakukan secara ontime diawal minimal tidak akan mengganggu jadwal tugas atau aktivitas saya yang lainnya.

4. Bisa dipercaya
Pak pendeta dalam kotbahnya berkata untuk menjadi seorang yang berhasil dalam segi apapun itu (mungkin dalam hal pekerjaan), kita harus bisa menjadi seorang yang dipercaya terlebih dahulu. Bagaimana caranya untuk menjadi orang yang dipercaya? Butuh proses untuk bisa mendapatkan hal itu, salah satunya kita harus komitmen dengan pekerjaan kita. Jika kita bekerja dengan sepenuh hati, melakukan yang terbaik dan terus mengupgrade potensi diri. bisa menyelesaikan setiap pekerjaan yang diberikan dengan baik dan tepat waktu. Suatu saat atasan / pimpinan akan meilhat hal tersebut mengapresiasinya sehingga kita bisa menjadi orang yang dipercaya dalam pekerjaan.

5. Jujur
Dalam ayat disebutkan hamba yang mendapatkan 5 talenta memperoleh 2 kali lipat laba menjadi 10. lalu dari hasil kerja kerasnya dia berikan semuanya kepada tuan / pimpinanya.
Benar benar semuanya, tidak ada yang diberikan setengahnya. padahal kalau dia mau bisa saja dia berikan sedikit, sisa laba dikantongi untuk dirinya sendiri. Ya karena hamba itu jujur.
Dalam pekerjaan juga sama, jika kita bekerja dengan tulus dan jujur, Yang melihat pekerjaan kita pimpinan kita akan mudah untuk mempercayai kita. Jujur kunci utama dalam bekerja.

Yang kita perlu sadari, tidak ada suatu hal yang instant didunia ini semua butuh proses perjuangan.
Banyak hal yang kita harus tempuh untuk mencapai puncak. Jangan pernah menyerah.
Selagi kita bisa berkerja dengan baik dan dilandasi kasih. Sang pencipta akan melihat hal tersebut dan memberikan kita suatu apresiasi atas hasil kerja keras kita.

Nice to know ya.
Semangat :)












Monday, March 18, 2019

Mengapa saya suka memasak?

"Jeng. Kenapa kamu suka masak?". Pertanyaan itu muncul saat jam makan siang dikantor hari ini.

Hehe saya bingung jawabnya. Saya suka masak ya karena memang suka.
Mungkin berikut saya breakdown kenapa saya suka masak.

1. Masak melatih kreativitas
Jangan sepelekan pekerjaan didapur ya. Memasak makanan yang memiliki cipta rasa lezat itu butuh kreativitas. Benar kan? Kita dituntut untuk bereksplorasi mencampur berbagai macam bahan makanan dengan rempah rempah khas indonesia yang super banyak.mengolahnya menjadi satu kesatuan makanan yang lezat takaran yang tepat. Kalau tidak kreatif ya lama lama mungkin yang makan masakan kita akan bosan. Kalau saya, karena rasa ingin tau saya cukup besar terhadap aneka rasa masakan, saya selalu mengupdate pengetahuan mencari referensi dari pengalaman teman, majalah, internet, atau bahkan media masa telivisi. Dijaman saat ini banyak acara di tv yang memuat tentang kuliner dan pengolahanya.

2. Masak memberikan kepuasan sendiri
Banyak hal yang bisa membuat kita puas atau senang.biasanya adalah hobby. Karena saya suka memasak ya saya merasa senang dan puas saat bisa mengolah makanan dengan baik. Apalagi saat makanan kita bisa punya value misal dijual.hehe untuk urusan ini saya belum punya cukup keberanian dan cukup waktu untuk menjual keluar.

3. Masak butuh ketelitian juga
Ketelitian yang saya maksud adalah takaran. Pernah suatu saat saya mencoba bereksperimen membuat kue, namun karena takaranya tidak sesuai alhasil kue yang saya buat bantet. Nah itu mengapa kita benar benar harus concern dan teliti akan takaran bahan bahan yang akan diolah.

4. Sudah seharusnya wanita bisa memasak
Teman saya yang sudah berkeluarga, memiliki karier cukup bagus dikantornya membagikan pengalamanya. Dia bilang sudah seharusnya wanita sebagai istri bisa memasak. Setinggi apapun posisi karier seorang wanita dikantor.begitu dirumah tetap turun ke dapur.  karena untuk urusan masakan pasti suami dan anak anak akan lebih senang kalau yang masak adalah istri atau mamanya sendiri ketimbang asisten rumah tangga.apa bener begitu?

5. Masak adalah salah satu strategi berhemat
Haha nah ini. Sejak lulus SLTA saya sudah bekerja full time dan kuliah. Saya terbiasa untuk mengelola keuangan. Bagaimana agar gaji saya setiap bulan cukup untuk kuliah, kosan, transport dan makan. Bagaimana caranya. Cobadeh kalau saya makan jajan terus pasti kan boros.hehe. oleh karena itu saya memasak sendiri agar bisa mengalokasikan dana yang tadinya untuk konsumsi ke biaya kuliah atau yang lain. Saya kebetulan bukan orang yang mementingkan gengsi. Menurut saya bekal kalau bisa why not?sampai sekarangpun saya sudah bekerja saya masih membawa bekal kekantor. :D

6. Masak lebih terjamin kebersihanya
Ya pastinya kan. Kita yang masak sendiri jadi kita sudah pastikan benar benar masakan kita bersih. Kalau jajan diluar apalagi yang di pinggiran kita belum tau pasti apakah sudah diolah dengan baik dan bersih pencucianya.

Terlepas dari keahlian bisa atau tidak memasak, saya yakin jika kita ada niat untuk belajar memasak lama lama pasti akan bisa. Learning by doing.

Selamat memasak.😊

Sunday, March 17, 2019

Rindu mbah kakung

100 hari mbah kakung dipanggil Tuhan. Sumber foto : dokumen pribadi

Mbahkung.
Lagi apa?
Pasti sudah senang ketemu mbah uti.😊
Selamat ya mbah kakung sekarang gak sedih lagi.
Disini ajeng gak sedih kok. Ajeng dah ikhlas. Cuman lagi kangen aja.
Kangen ada orang yang selalu menanyakan "ajeng kapan pulang?"
Kangen ada yang nungguin ajeng pulang kampung halaman.
Sekarang ajeng gak pulang ke kampung juga ga ada yang nyariin lagi.
Ajeng kangen perhatian mbah kung.
Kangen dicium kening dan pipinya. Sudah sebesar ini kalau pulang kampung pasti mbahkung selalu cium kening dan pipi ajeng. Meski ajeng sudah bekerja, bagi mbah kakung ajeng adalah tetap gadis kecil.
Dijakarta ajeng terbiasa mandiri melakukan apa apa sendiri. Tapi ketika pulang ke kampung halaman ketemu mbah kakung ajeng bisa berubah menjadi seperti gadis kecil yang manja.
Ajeng kadang kangen masa masa itu.
Waktu masih menjadi gadis kecil.
Ajeng inget, dulu mbah kakung pernah beliin ajeng baju princess. Ajeng seneng banget waktu itu, sampai kemana mana maunya dipakai (namanya juga anak kecil)
100 harian mbah kung nanti rencananya mau undang temen warga lingkungan lagi. Semoga lancar.
Mbah kakung disana kalau sudah ketemu Tuhan Yesus, ajeng boleh titip sesuatu kah.
Minimal tolong bilang sama Tuhan.
1. Ajeng mau say thanks. Banyak hal baik terjadi dalam hidup ajeng.terimakasih buat semua pencapaian dan pengalaman yang boleh ajeng terima
2. Untuk doa yang belum terjawab. Kalau memang belum saatnya. Tolong beri ajeng kesabaran.
3. Ajeng kangen mbah kung banget malam ini, makanya ajeng nulis tulisan ini. Sambil liat poto mbah kung berharap mbahkung ada trus kasih ajeng nasehat seperti biasanya. Tanyain Tuhan, boleh gak ya ketemu mbah kung dalam mimpi. Ajeng mau peluk.
Itu aja.
#dedicated for mbah kakung.

Saturday, March 16, 2019

Belajarlah Sering Agar Berfungsi!

Apakah anda percaya bahwa otak akan tumpul bila tidak sering dipergunakan? Itu pertanyaan saya pada ayah saya saat saya berumur 10 tahun. Lalu ayah saya menjawab dengan suatu perumpamaan yang membuat saya percaya bahwa itu bisa terjadi. Maklum logika berpikir seorang anak yang saat itu bertanya, mengapa saya perlu belajar setiap hari.

Saya diminta ibu membantu memasak di dapur. Kebetulan saya sudah selesai ujian sekolah. Kata ibu, membantunya memasak akan menjadi ide menarik untuk melepas ketegangan setelah ujian sekolah. Saya menyanggupi karena saya senang memasak, memotong bahan makanan dan mencampur-adukkan semua bahan kemudian puas melihat reaksi senang dari orang yang memakan masakan saya dan ibu. Ibu tahu bagian pekerjaan saya adalah memotong bahan masakan. Jadi dia memberikan semua sayuran yang hendak dimasak, termasuk bawang dan cabai.

Saat saya hendak memotong sayuran, tiba-tiba pisau yang saya gunakan tak berfungsi dengan baik. Padahal pisau ini tampak berkilau tajam, baru namun kok tidak bisa memotong dengan baik. Saya heran. Berulangkali saya mencoba maka hasil potongan sayur tak indah. Saya mengeluh pada ibu. Ibu meminta saya bertanya pada ayah saya. Rupanya ayah baru saja mengganti pisau di dapur dengan pisau baru yang sedang saya pakai.

Saya menghampiri ayah saya dan meminta bantuannya, kalau dia bisa membuat pisau baru ini lebih tajam. Ayah saya yang mendengar saya tersenyum. Dia mengambil pisau tersebut dan mengatakan bahwa pisau ini adalah pisau lama namun pisau ini tak pernah digunakan. Pisau ini menjadi jawaban ayah saya, mengapa kita perlu belajar setiap hari? Akan lebih mudah mengajari saya sebagai seorang anak kala itu menjawab pertanyaan saya.

Ibarat pisau yang seharusnya berfungsi baik untuk memotong, namun bila pisau tidak sering dipergunakan, tidak pernah dipakai dan hanya disimpan saja maka pisau pun tak berfungsi. Demikianlah kita yang diberi akal budi. Ini akan berfungsi baik bilamana kita sering menggunakannya. Kata ayah sekali lagi, “Belajarlah sering agar berfungsi!”

Perumpamaan yang diberikan ayah saya menjadi ingatan baik untuk saya agar tak pernah berhenti belajar. Seberapa cerdasnya saya tetapi jika saya berhenti belajar maka saya tak ada gunanya lagi. Alam dan kehidupan adalah gudang ilmu.

Dalam ilmu psikologibelajar sering didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang relatif bertahan lama dan merupakan hasil pengalaman. Belajar tidak hanya mempertimbangkan pendidikan formal yang terjadi selama masa kanak-kanak dan dewasa awal, tetapi belajar sebenarnya adalah proses berkelanjutan yang terjadi di seluruh kehidupan. Jadi, belajarlah sesering mungkin agar kita berfungsi.

Tak ada kata tua untuk belajar maka belajarlah sering dan berkelanjutan.

Thursday, March 7, 2019

Komunikasi Juga Butuh Kepercayaan Loh

Ada banyak hambatan dalam berkomunikasi, Namun sesungguhnya ada satu elemen yang mendasari suatu komunikasi. Apa itu? KEPERCAYAAN. Berikut hasil percobaan dan pengalaman saya.

Meski bukan mahasiswa psikolog namun beberapa kali saya mengikuti seminar tentang psikologi. Pernah suatu ketika saya bereksperimen saat kuliah, bahwa kepercayaan juga menentukan komunikasi. Saya berdiri di halte bis lalu mengajak orang berbicara. Saya adalah orang asing dan memulai suatu komunikasi yang baru. Tentu mereka yang percaya pada saya, akan terus berkomunikasi. Namun sebagian besar menolak berkomunikasi. Mengapa? Kurang KEPERCAYAAN.

Terhadap orang yang asing atau orang yang baru dikenal, tentu tak mudah membangun komunikasi. Itu sebab seorang konselor pertama-tama harus membangun suasana KEPERCAYAAN dulu kepada kliennya. Dengan begitu klien dapat nyaman berkomunikasi dengan konselor. See that!

So, KEPERCAYAAN menjadi kunci juga dalam berkomunikasi. Siapa yang tidak merasa terkesan saat seorang MOTIVATOR berkomunikasi kepada pendengarnya? Ada KEPERCAYAAN sehingga anda pun mau mendengarkan, rela bayar seminarnya, beli buku-bukunya dan sebagainya. KEPERCAYAAN itu membuat anda bertahan mendengarkan ceramah dari seseorang yang anda kenal handal dan kompeten di bidangnya. Anda percaya bahwa dia layak membangun komunikasi dengan anda.

Jika anda terima telpon dari orang asing yang tidak anda kenal, belum tentu juga anda merespon untuk berkomunikasi lebih lanjut. Mengapa? Karena rendahnya KEPERCAYAAN anda pada si penelpon yang notabene orang asing itu.

Lalu misalkan anda berteman dengan seorang sahabat yang sudah anda kenal baik dan percaya seratus persen kepadanya. Suatu kali dia kedapatan berbohong pada anda. Kepercayaan anda yang seratus persen di awal, bisa jadi berkurang karena kebohongan tersebut. Kemudian ketika sahabat anda ingin berkomunikasi lagi dengan anda setelah kebohongan itu, tentu anda bisa ragu berkomunikasi kembali atau anda mau berkomunikasi namun dengan kepercayaan yang tidak sepenuhnya.

Kepercayaan juga menjadi dasar berkomunikasi.


Seorang sales juga perlu berkomunikasi dengan baik, pertama tentunya harus membangun kepercayaan dulu dengan kliennya. Siapa mau tertarik dengan tawaran sales di awal jika tidak percaya? 

Komunikasi itu tidak murah. Mengapa? Karena kepercayaan itu mahal harganya. Jadi bangunlah kepercayaan yang baik sehingga orang mempercayai apa yang anda katakan saat berkomunikasi!


Dalam buku yang berjudul ‘Trust and Betrayal in the Workplace: Building Effective Relationships in Workplace’ yang ditulis oleh Dennis Reina PhD dan Michelle Reina PhD dikatakan bahwa anda membutuhkan kepercayaan dalam berkomunikasi dengan kolega di tempat kerja. Kejujuran misalnya sangat diperlukan dalam membangun interaksi dengan rekan kerja. Bukankah anda perlu menjadi orang yang ‘trustworthy‘ di tempat kerja ‘kan? Berkomunikasilah yang seadanya, tanpa ditutupi meski kejujuran terkadang susah. Namun dengan begitu mereka tahu bahwa anda adalah orang yang dapat dipercaya.

Semoga bermanfaat!

Tuesday, March 5, 2019

Hai Milenial, Hati-hati Burnout!


Jika anda berpikir bahwa burnout hanya menyerang kalangan orang usia lanjut, maka anda salah besar. Ternyata burnout menyerang juga kalangan muda, yang kini dijuluki generasi milenial. Tak percaya? Hal ini baru saja dialami oleh seorang remaja yang secara tidak langsung saya kenal. Hmm, saya yang mendengarnya prihatin.
Sebelumnya saya mengenal mantan rekan kerja teman yang juga berhenti bekerja karena dia mengalami burnout. Cerita saya bisa dicek di sini. Saya hanya berpikir gejala ini mungkin hanya mereka yang mengalami beban pekerjaan berkelanjutan, artinya mereka yang adalah orang-orang senior dalam pekerjaan atau mereka berusia lanjut. Ternyata burnout juga bisa dialami siapa saja. Penasaran ‘kan?
Burnout dalam bahasa Jerman bisa diterjemahkan menjadi “Ausgebranntsein” sedangkan dalam bahasa Indonesia mungkin, ini perkiraan saya saja yakni “lelah batin“. Memang kategori gejala ini dialami bagi mereka yang bekerja dan punya beban pekerjaan yang rutin, berkelanjutan dan tak menemukan solusi untuk memecahkan kejenuhan dalam hidup sehari-hari. Namun seiring dengan perubahan gaya hidup maka burnout bisa saja menyerang anak muda.
Kok bisa?
Burnout memang sepengetahuan saya belum bisa masuk dalam perawatan medis. Karena mereka yang mengalaminya, hanya mengalami kelelahan yang tak bisa dirasakan secara fisik. Itu biasa dikenal stress, gairah beraktivitas menurun dan menyendiri, bahkan depresi.
Hal itu bisa terjadi pada generasi milenial yang sedang kekinian. Burnout berdampak pada generasi milenial saat mereka tak mampu mengatasi kejenuhan hidup. Jenuh dirasakan saat remaja tak mampu memenuhi tuntutan gaya hidup, kebiasaan yang jadi kekinian, mencontoh apa yang dilakukan orang lain, mengikuti trend kekinian, dan masih banyak lagi. Jenuh ketika si milenial tidak memiliki apa yang dimiliki teman sebayanya. Jenuh ketika realita hidup tidak berjalan seperti impian.
Itu sebagian alasan yang saya ketahui dari remaja yang mengalami burnout. Meski ini tidak bisa digeneralisasikan, namun nyatanya burnout bisa menyerang kala kita tidak punya solusi untuk menyelesaikan kejenuhan batin. Burnout di kalangan milenial mungkin terjadi kala ada kesenjangan antara tuntutan gaya hidup dan realita kehidupan yang sesungguhnya.
Solusinya?
  1. Sediakan waktu untuk mengontrol penggunaan gadgets agar tidak berlebihan. Atau berhenti dari rutinitas penggunaan komputer atau telepon pintar yang menghubungkan diri dengan dunia maya.
  2. Alihkan perhatian dengan olahraga di luar rumah. Lakukan kegiatan kebugaraan yang disuka. Jika tidak, cukup berjalan kaki atau jogging di sekitar kompleks rumah agar mendapatkan energi baru.
  3. Hirup udara segar dengan berjalan di taman sehingga lebih rileks. Cari suasana yang dekat dengan alam sehingga memunculkan rasa syukur atas hidup dan nikmat dari Tuhan.
  4. Bercerita kepada teman, sahabat, orangtua atau orang yang dipercaya agar tidak merasa sendirian. Bagikan apa yang dirasakan bisa cerita atau menulis sehingga mendapatkan social support.
  5. Lakukan hobby yang jadi kesukaan selama ini.
Bagaimana pun hidup itu harus seimbang, sehat jasmani dan rohani. Pilihan hidup sehat pun di tangan anda. Jika anda mengalami gejala burnout, temukan solusinya segera agar tidak berkelanjutan.