Apakah anda percaya bahwa otak akan tumpul bila tidak sering dipergunakan? Itu pertanyaan saya pada ayah saya saat saya berumur 10 tahun. Lalu ayah saya menjawab dengan suatu perumpamaan yang membuat saya percaya bahwa itu bisa terjadi. Maklum logika berpikir seorang anak yang saat itu bertanya, mengapa saya perlu belajar setiap hari.
Saya diminta ibu membantu memasak di dapur. Kebetulan saya sudah selesai ujian sekolah. Kata ibu, membantunya memasak akan menjadi ide menarik untuk melepas ketegangan setelah ujian sekolah. Saya menyanggupi karena saya senang memasak, memotong bahan makanan dan mencampur-adukkan semua bahan kemudian puas melihat reaksi senang dari orang yang memakan masakan saya dan ibu. Ibu tahu bagian pekerjaan saya adalah memotong bahan masakan. Jadi dia memberikan semua sayuran yang hendak dimasak, termasuk bawang dan cabai.
Saat saya hendak memotong sayuran, tiba-tiba pisau yang saya gunakan tak berfungsi dengan baik. Padahal pisau ini tampak berkilau tajam, baru namun kok tidak bisa memotong dengan baik. Saya heran. Berulangkali saya mencoba maka hasil potongan sayur tak indah. Saya mengeluh pada ibu. Ibu meminta saya bertanya pada ayah saya. Rupanya ayah baru saja mengganti pisau di dapur dengan pisau baru yang sedang saya pakai.
Saya menghampiri ayah saya dan meminta bantuannya, kalau dia bisa membuat pisau baru ini lebih tajam. Ayah saya yang mendengar saya tersenyum. Dia mengambil pisau tersebut dan mengatakan bahwa pisau ini adalah pisau lama namun pisau ini tak pernah digunakan. Pisau ini menjadi jawaban ayah saya, mengapa kita perlu belajar setiap hari? Akan lebih mudah mengajari saya sebagai seorang anak kala itu menjawab pertanyaan saya.
Ibarat pisau yang seharusnya berfungsi baik untuk memotong, namun bila pisau tidak sering dipergunakan, tidak pernah dipakai dan hanya disimpan saja maka pisau pun tak berfungsi. Demikianlah kita yang diberi akal budi. Ini akan berfungsi baik bilamana kita sering menggunakannya. Kata ayah sekali lagi, “Belajarlah sering agar berfungsi!”
Perumpamaan yang diberikan ayah saya menjadi ingatan baik untuk saya agar tak pernah berhenti belajar. Seberapa cerdasnya saya tetapi jika saya berhenti belajar maka saya tak ada gunanya lagi. Alam dan kehidupan adalah gudang ilmu.
Dalam ilmu psikologi, belajar sering didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang relatif bertahan lama dan merupakan hasil pengalaman. Belajar tidak hanya mempertimbangkan pendidikan formal yang terjadi selama masa kanak-kanak dan dewasa awal, tetapi belajar sebenarnya adalah proses berkelanjutan yang terjadi di seluruh kehidupan. Jadi, belajarlah sesering mungkin agar kita berfungsi.
Tak ada kata tua untuk belajar maka belajarlah sering dan berkelanjutan.
No comments:
Post a Comment