Love is a trust
Suatu kali karena kendaraan
yang saya biasa gunakan rusak, saya meminta adik saya untuk mengantarkan
saya pergi ke suatu tempat.saya ingin menghadiri suatu acara dengan
cepat karena saya takut terlambat.
Siapa
yang tak kenal dengan kemacetan Jakarta yang luar biasa di hari kerja
dan jam kerja yang super padat, apalagi arah ke lokasi super super
macet. Sepanjang jalan, saya berdoa agar saya bisa sampai di lokasi
tepat waktu. Saya pun menjadi tidak konsen karena motor yang dibawa oleh
adik saya, menyelip kemacetan Jakarta, melakukan segala macam trik agar
bisa melewati lampu hijau dan terus menerabas kemacetan Jakarta. Tentu
ini penuh risiko. Tiap kali saya menepuk bahu adik saya, sekedar
mengingatkannya. Sangking saya cemas melewati bahaya di jalan raya dan
terlalu sering memperingatkannya, Ia pun marah dan membentak saya.
Intinya, dia meminta saya untuk percaya bahwa dia pasti akan membawa
saya dengan selamat dan tidak usah mengaturnya.
Jep!
Percaya. Satu kata dalam hati yang membuat saya diam sesaat dan berdoa
dalam hati agar perjalanan saya pun selamat. Seperti yang dia ucapkan,
saya pun selamat tiba di lokasi dengan tepat waktu. Saya ucapkan
terimakasih karena saya belajar satu hal yang menarik dalam hidup saya
saat ini, Percaya.
Saya juga belajar arti kata percaya
ketika saya mengamati pola relasi diantara orang-orang disuatu tempat.
Saya dijelaskan tentang konsep kepercayaan yang menjadi inti dari suatu
relasi, baik relasi antara sesama manusia maupun relasi antara manusia
dengan Tuhan.
Jika dikaitkan antara contoh kepercayaan
yang saya alami saat saya menjadi penumpang di motor adik saya,
kepercayaan ibarat saya memberikan nyawa saya dan meletakkan padanya.
Kepercayaan diumpamakan sebagai hidup saya kepada orang yang saya beri
kepercayaan.
Kalimat bahwa tidak ada yang paling
berharga selain kepercayaan, saya temukan di atas toko emas dan berlian
di Jakarta. Saya pikir kalimat tersebut benar adanya. Kepercayaan mahal
harganya.
Bagaimana menumbuhkan kepercayaan kepada
orang lain, bukan perkara mudah. Jika dalam buku yang pernah saya baca,
kepercayaan sudah ditumbuhkan sejak masih bayi, saat kita hadir di
tengah-tengah orang yang kita cintai, ibu dan keluarga inti. Tidak mudah
kita mempercayai seseorang, apalagi orang yang kita cintai dan sedang
tidak bersama dengan kita.
Siapa sih di dunia ini yang
ingin mendapatkan celaka? Jika seseorang yang dipercayai telah melanggar
kepercayaan yang diberikannya, maka orang yang memberi kepercayaan pun
merasa “terluka”. Tidak akan sama lagi relasi yang telah dibangun atas
dasar kepercayaan di awal jika seseorang merusak kepercayaan yang
diberikannya. Itu lah mengapa kepercayaan manusia ditumbuhkan sejak
bayi, saat masih diberi ASI oleh ibu kandung.
Pernahkah
Anda berani menceritakan suatu rahasia dalam hidup kepada seseorang
yang anda percayai? Jika ya, mengapa Anda lakukan hal tersebut?
Jawabannya adalah Anda percaya kepada orang tersebut.
Mendapatkan
kepercayaan adalah hal yang istimewa dalam hidup. Tidak semua orang
mampu mendapatkan kepercayaan dari seseorang, apalagi dari orang yang
dicintai. Hendaknya kita sadar bahwa kepercayaan yang diberikan dari
orang yang dicintai adalah bagian dari hidup, yang karena kepercayaan
itu kita bisa terluka atau celaka jika kita melanggarnya.

(Sumber Foto : Dokumen Pribadi)
No comments:
Post a Comment