Friday, March 23, 2018

Ini Alasan Mengapa Saat Marah Dengan Pasangan, Tak Perlu Berteriak

Apakah marah merupakan salah satu sifat seseorang?

Dulu saya pernah punya rekan kerja sebut saja X yang hampir setiap hari selalu marah. Dipastikan tidak ada orang yang betah bekerjasama dengannya. Semua orang yang berada di dekatnya, paham dan menjulukinya sebagai Pemarah. Meskipun saya tidak berhubungan langsung dalam pekerjaan dengan X, tetapi saya jadi tertarik mengenali tabiat X ini. Saya pun bertanya kepada Asisten X, mengapa mereka menyebut X sebagai Pemarah? Alasannya sederhana karena X suka berteriak-teriak saat ada hal yang tidak sesuai. Jadi indikasi marah adalah teriakan. Hmmm, well saya jadi tertarik mengamati orang yang marah-marah.

Suatu waktu saya duduk sendiri di sebuah kedai kopi sambil menunggu bertemu dengan teman saya. Saya amati dua orang sepertinya sepasang kekasih di hadapan saya, sedang asyik memadu kasih. Mereka duduk berdekatan, tangan sambil menggenggam dan berbicara berbisik sembari cekikian atau tersenyum satu sama lain. Tak banyak pembicaraan. Kedua mata mereka saling bertemu terlihat mesra. Anda pasti bisa membayangkan situasi ini jika melihat sepasang kekasih yang demikian.

Tak lama berselang, muncullah teriakan di sudut meja kedai kopi tersebut. Sewaktu duduk memang saya mengamati ada seorang yang baru saja duduk dengan muka agak kecewa mengamati beberapa lembar dokumen di tangannya. Hingga akhirnya, datanglah seorang pria yang terlihat lebih muda dari pria ini, seperti seorang atasan dengan bawahannya, pria ini memarahi pria yang baru datang ini dengan berteriak-teriak. Ia sepertinya tidak peduli sedang berada di kafe, apalagi lingkungan sekitar yang memandangnya takjub. Benar juga kata Asisten X, ketika seseorang sedang marah ia akan berteriak-teriak. Kontan ini membuat Manajer Kafe datang menenangkan pria ini dan memintanya untuk pindah agar tidak mengganggu kenyamanan yang lain. Lalu pria yang dimarahi juga hanya manggut-manggut dan menuruti saja. Pria yang marah segera mengeluarkan beberapa lembar uang dan memberikan kepada Manajer Kafe.

Kembali ke topik marah, teriakan memang menjadi indikasi ketika seseorang marah seperti yang ditunjukkan pria barusan. Mengapa marah selalu identik dengan teriakan? Untuk apa pula pria barusan berteriak-teriak padahal lawan bicaranya berada di hadapannya, tak jauh dengannya.

Lalu hasil pengamatan saya juga kepada sepasang kekasih di hadapan saya. Mereka tak banyak bicara, hanya berbisik dan tersenyum dan mata mereka saling memandang satu sama lain.

Jadi ketika marah, hati begitu jauh sehingga perlu berteriak meski orang tersebut berada di hadapan kita. Sedangkan ketika sedang jatuh cinta, hati begitu dekat sehingga tak perlu berteriak-teriak, hanya berbisik dan sedikit berbicara sudah mengungkapkannya.

Nah, jika anda sedang marah kepada pasangan sebaiknya tak perlu berteriak-teriak karena semakin membuat hati anda jauh. Kendalikan amarah anda, tarik nafas dan diskusikan apa yang menjadi permasalahan anda. Jika anda suka marah-marah dipastikan, pasangan juga ogah berlama-lama dengan anda.

No comments:

Post a Comment