
Ternyata menjadi pendengar aktif itu tidak enak juga ya. Saya ingat
saya pernah punya teman yang setiap hari selalu mengeluh. Kemarin dia
mengeluh hidungnya yang tak mancung, sekarang dia mengeluh pekerjaannya
membosankan, besoknya dia mengeluh pasangan hidupnya. Apa saja
dikeluhkannya. Saya pun jadi tak nyaman bersamanya.
Jika saya yang dengar saja tidak suka mendengarkan keluhan, kalau begitu mulai sekarang jangan pernah komplen atau mengeluh.
Apa
yang menyebabkan orang selalu mengeluh? Rupanya mereka tak pernah
ikhlas untuk menerima atau melakukannya. Makanya dia mengeluh.
Nah, akhirnya saya menemukan cara jitu buat saya sendiri agar tidak mengeluh:
1.
Berpikir positif. Coba ubah paradigma yang semula merasa “buruk”
menjadi baik dan lebih baik. Yakinkan bahwa apa yang dialami diri
sendiri juga dialami oleh orang lain. Artinya, semua yang dikeluhkan
adalah normal. Anda mengeluh jakarta macet. Seratus persen orang akan
menjawab bahwa jakarta memang macet. Jadi buat apa dikeluhkan? Pikirkan
hal yang positif bahwa saya terjebak macet karena saya bangun terlambat.
Setelah itu, ubah perilaku anda agar tidak mengeluh macet yakni dengan
berangkat lebih awal. Masalah selesai.
2. Mengingatkan
diri bahwa semua normal. Sebagian besar yang dikeluhkan adalah hal-hal
yang sepele. Jika yang dikeluhkan adalah masalah anda dengan bos, toh
setiap orang yang bekerja pasti mengalami masalah yang sama. Jika anda
mengeluh masalah hidup anda, setiap orang juga punya masalahnya
sendiri-sendiri. Apa yang anda keluhkan adalah wajar. Bagaimanapun
mengeluh tidak akan mengubah sesuatu. Sesuatu berubah jika anda mengubah
cara berpikirnya dan melakukan sesuatu.
3. Apapun yang
terjadi, semua akan berlalu. “No matter how bad the day is, it always
has to end”. Tidak mungkin seharian anda memikirkan jerawat atau wajah
anda yang memang sejak lahir sudah begitu. Jerawat akan sembuh. Tak
setiap hari dan orang juga berkomentar tentang wajah anda. Semua akan
berlalu. Buat apa meratapi dan mengeluh yang memang anda sudah tahu
jawabannya. Jawabannya adalah hidup ini tidak pasti.
4.
Daripada memikirkannya lebih baik melakukannya. Apa yang mendasari
keluhan anda adalah pikiran anda yang memfokuskannya. Daripada anda
memikirkannya lebih baik melakukannya. Anda mengeluh pekerjaan anda yang
setumpuk. Alih-alih pekerjaan anda berkurang, yang ada anda
menghabiskan waktu hanya mengeluh. Jangan habiskan waktu anda hanya
untuk mengeluh. Masalah selesai jika anda berhenti memikirkannya dan
mengeluh.
5. Bergaul atau berada di antara orang-orang
yang positif, ceria dan selalu bersyukur. Pernah amati jika ada orang
yang mengeluh, akan segera diikuti keluhan oleh orang di sekitarnya.
Mengapa? Begitulah konformitas. Jadi anda sudah tahu jawabannya agar
kita bisa selalu optimis maka bergaullah dan dekatlah dengan orang yang
optimis juga. Jika kita berada di pasar ikan, tentu kita juga akan ikut
bau ikan. Lingkungan juga mempengaruhi yang mendasari perilaku anda
juga, termasuk mengeluh.
6. Alihkan perhatian dan
berbuatlah sesuatu. Segera hentikan keluhan anda dengan mengalihkannya
pada sesuatu yang lain dan segera kerjakan. Anggaplah tidak ada yang
suka mendengarkan keluhan anda. Memang benar begitu. Siapa sih yang suka
dengar orang komplen terus?
Komplen atau mengeluh boleh, yang tidak boleh jika terus menerus mengeluh.
Jadi sudahkah anda tersenyum dan bersyukur hari ini? ;)
No comments:
Post a Comment