Thursday, April 5, 2018

Gantungkan Cita-cita Setinggi Langit

Tiba-tiba pintu kamarku diketuk. “Ayo bangun, nak. Apa kamu tidak sekolah?” tanya ibu dari luar kamar. 
 
Ibu langung masuk kamarku yang memang tidak terkunci. “Bergegas berangkat ke sekolah, kamu bisa bareng dengan abangmu.” 
 
“Ibu, mengapa aku harus ke sekolah?” tanyaku pada ibu sambil berpakaian seragam merah putih.
 
Karena sekolah akan membantumu meraih cita-citamu. Apa cita-citamu anak cantik?” tanya ibu kembali, sambil menyiapkan kaos kaki dan sepatuku.
 
“Aku ingin jadi dokter.” Aku lirik jam dinding kamar, masih ada waktu buat bersiap diri. “Bu, mengapa kita perlu cita-cita dalam hidup?” tanyaku. 
 
“Cita-cita adalah gambaran masa depanmu kelak. Dengan memiliki gambaran masa depan, kamu tahu darimana kamu melangkah mencapai tujuan itu,” sahut ibu. 
 
“Bu, saya tidak tahu bagaimana meraih cita-cita saya. Saya merasa tidak percaya diri,” kataku sambil menunduk malu. 
 
Nak, hal terpenting meraih cita-cita bukan bagaimana meraihnya tetapi darimana memulainya. Sekolah adalah awal kamu memulainya. Tidak mungkin jadi dokter jika kamu tidak bersekolah,” kata ibu meyakinkan. Ibu langsung meraih tas dan sepatuku agar berkemas menyusul abang di ruang makan. Ibu pun menegaskan lagi, “Tuh seperti pepatah yang kau pajang di dinding kamar, gantungkan cita-citamu setinggi langit.”
 
Sebelum menutup pintu, aku berbalik lagi pada ibu dan bertanya, “Cita-cita itu memang harus tinggi bu, mengapa begitu?”
 
Ibu mendorongku keluar kamar sambil menutup pintu kamar, tanda aku harus segera berangkat ke sekolah. “Cita-cita itu harus kau gantungkan di tempat paling tinggi agar tidak mudah untuk diraihnya dan butuh perjuangan. Ingat pula, tidak setiap orang mampu meraihnya karena berada di tempat yang tinggi,” kata ibu sambil mencium pipiku dan mengantarku keluar pagar rumah. 
 
Dari mata ibu, aku tahu bahwa ibu selalu mendoakan aku untuk meraih cita-citaku sehingga kini aku jadi dokter bedah yang ternama.
 
***
 
Setiap orang punya cita-cita dalam hidupnya. Cita-cita adalah harapan di masa mendatang. Bukan bagaimana kita memulai menggapai cita-cita tetapi darimana kita memulainya. Aku jadi tahu dari keluarga dan sekolah aku memulai menggapai cita-cita.

No comments:

Post a Comment