Thursday, April 5, 2018

Apa yang Menjadikan Kita Seperti Sekarang Ini?

Jika anda diminta untuk menjawab pertanyaan di atas, ‘Apa yang menjadikan anda seperti sekarang ini?’ kira-kira apa jawaban anda? Banyak orang berpikir harta akan mengubah orang seperti yang diinginkan, nyatanya belum tentu. Sudah banyak pepatah menyarankan misalnya uang bisa membeli tempat tidur namun belum tentu membeli rasa nyenyak tidur. Uang bisa mengubah bentuk wajah yang anda inginkan lewat operasi plastik, namun belum tentu menjadi siapa yang diinginkan. Lalu apa yang membuat anda seperti sekarang ini?
Gua Maria Sawer Rahmat Cisantana Cirebon. Sumber Foto : Dokumen Pribadi
Saya bertanya pada orang-orang sekitar yang saya kenal untuk menjawabnya, berikut jawabannya: 
 
1. Orang lain yang significant hadir dalam hidup anda
Siapa mereka? Bisa orangtua, ayah atau ibu atau keduanya. Atau bahkan orang lain seperti guru, istri, suami, saudara atau orang yang hanya anda kenal sekali dalam hidup. Apa yang membuat anda terinspirasi dari mereka, bisa jadi teladan hidup mereka atau petuah yang diberikan. Mereka mampu mengubah anda menjadi lebih baik secara pribadi. Mereka menginspirasi bagaimana hidup sebaik-baiknya. Anda tersentuh karena pengaruh mereka yang begitu luar biasa dalam hidup anda, misalnya. Seorang teman mengaku dia bisa menjadi orang baik seperti sekarang ini berkat orangtua angkatnya, lebih tepatnya ibu angkatnya. Dia menyadari bahwa sedari kecil dia berbeda dari anak yang lain, dia berubah jadi anak yang jahat dan sejahatnya agar orangtuanya ini membenci lalu membuangnya seperti dulu mereka menemukan dia di tempat pembuangan sampah. Akibat ulah dia yang jahat, si ayah angkat meninggal kena serangan jantung. Dia masih belum berubah, si ibu angkat masih tetap baik padanya. Hingga si ibu jatuh sakit, ibu hanya meminta dia jadi orang baik. Ibunya berkata, “Nak, tak selamanya orang jahat akan punya teman, tetapi jika kamu anak baik maka kemana pun kamu pergi banyak orang mengasihimu. Jika ibu meninggal, ibu ingin masih ada yang mengasihimu. Cobalah menjadi anak yang baik.” Sejak itu dia merenung untuk berubah jadi orang yang baik. Ia baru menyadari bahwa kasih orangtua angkatnya melebihi kasih orangtua kandung yang sudah membuangnya. Dia berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dulu ia sering mabuk-mabukkan dan menyusahkan orangtua karena sering dipanggil polisi, namun kini ia berubah total untuk tidak mabuk-mabukan dan pribadi yang baik. 
 
2. Peristiwa hidup
Ada banyak peristiwa hidup yang membuat seseorang berubah, misalnya sakit atau kecelakaan. Seorang yang saya kenal baru-baru ini adalah seorang sopir bersahaja dan rajin sembahyang. Dia sesungguhnya adalah anak orang kaya dengan ayahnya seorang pegawai pemerintahan, memiliki banyak rumah dan harta berlimpah. Terbukti, ia mengambil studi di Jerman usai mengenyam pendidikan SMA. Usai studi, dia kembali ke tanah air dan mendirikan perusahaan lalu menikah dengan seorang artis. Suatu hari kejadian dalam hidupnya membuatnya jatuh dan putus asa, usaha yang dirintisnya hancur dan ia pun bercerai dari isterinya. Ia merasa terpuruk. Kemudian ia menyadari bahwa pengalaman hidupnya seperti kejatuhan bisnisnya dan perceraian disebabkan oleh rejeki si ayah yang tidak halal. Ia mencari perenungan hidup dan tinggal di pesantren. Hidupnya pun berubah. Meski orangtua memiliki rumah yang megah dan beberapa rumah lainnya, ia memilih menumpang di paviliun milik temannya. Pada akhirnya ia menikah dengan pegawai toko sepatu dan memiliki satu anak. Ia mengembalikan ijazah studi yang dibiayai oleh ayahnya. Ia berpikir kini hidupnya sudah cukup dengan apa yang dimiliki ketimbang sebelumnya. Berubah tidak selamanya harus menjadi sukses atau kaya raya, namun berubah menjadi figur yang lebih baik dan bersahaja sudah cukup memberikan gambaran kepada kita, kita ingin bagaimana. 
 
3. Pendidikan
Ada banyak orang yang berubah dalam hidupnya setelah mengenyam pendidikan yang lebih baik. Pendidikan membuat orang memiliki wawasan yang luas. Meski tidak menutup kemungkinan banyak kasus-kasus tertentu, mereka yang belum selesai pendidikannya tetapi sudah tampil sukses gemilang dan terkenal. Namun hal ini tidak bisa digeneralisasikan bahwa pendidikan tidak penting. Buat saya, orang bisa berubah karena ia mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan lebih baik. Sebut saja B, ia berasal dari keluarga yang tidak mampu. Orangtuanya memiliki banyak anak dan tentunya tidak sanggup membiayai sekolah B meski B merupakan anak yang pandai di sekolah. Beruntunglah orangtua bertemu dengan seorang terkenal yang kaya raya. B mendapatkan tunjungan pendidikan dari orang kaya raya ini hingga B bersekolah di luar negeri. Sekembalinya dari tanah air, ia mendapatkan posisi pekerjaan dengan gaji yang menawan. Saat bertemu dengan orang kaya tersebut, B ingin membalas budi baik orang ini untuk membayar uang pendidikan yang sudah dibayarkan. Ini jawaban orang kaya itu, “Kebaikan budi tidak selalu dibayar dengan uang. Teruslah berbuat baik karena kebaikan akan selalu menghasilkan kebaikan lagi.” B pun akhirnya menyadari perubahan hidupnya karena ia berhasil mengenyam pendidikan yang lebih baik ketimbang saudara-saudaranya. 
 
4. Buku bacaan
Bagi anda yang suka membaca, jujurlah bahwa anda juga mendapatkan pencerahan dan perubahan pengalaman hidup setelah membaca, terutama dari bahan bacaan yang menginspirasi, ya ‘kan? Membaca tidak hanya memberikan wawasan tetapi juga memberikan pencerahan. Saya adalah orang yang suka membaca. Setiap kali saya membaca saya lalu memvisualisasikan apa yang saya baca untuk merencanakan apakah mungkin saya bisa melakukannya. Apa pun itu, buku sudah banyak mengubah hidup saya untuk lebih baik. Saya tidak mungkin seperti sekarang ini tanpa buku-buku yang menginspirasi saya. 
 
5. Trauma/Masa lalu
Ada orang yang mudah larut dengan luka lama atau masa lalu sehingga sulit bangkit dalam hidupnya, namun banyak pula orang yang bisa bangkit bahkan menjadi lebih baik akibat trauma atau kejadian masa lalu. Ada seorang pengusaha perempuan di bidang kuliner yang bercerita bahwa ia pernah merasa terpuruk karena diceraikan oleh suaminya. Ia tidak punya keahlian apa pun selain memasak. Suaminya pergi meninggalkannya karena terpikat wanita lain. Ia putus asa, bagaimana ia harus menghidupi empat orang anaknya. Ia merasa kacau bahkan hampir ingin bunuh diri karena kekalutan pikirannya. Keluarga dari pihak suami pun tidak bertanggungjawab dan melepaskan dia bersama anak-anaknya. Ia sebatang kara karena ia sudah tidak punya orangtua lagi. Masa lalu ini membuat dia bangkit untuk membuka usaha makanan hingga terkenal. Kini ia sudah memiliki 40 orang karyawan untuk mengelola usaha makanannya. Hasil bisnis makanan dimanfaatkan untuk membuat usaha sewa rumah dan kos-kosan. 
 
Jadi kira-kira, apa yang membuat hidup anda seperti sekarang ini?

No comments:

Post a Comment