Sunday, March 18, 2018

Terima Jika Itu Mungkin

 
"Terima jika itu mungkin". 
 
Kalimat itu meluncur dari mulut Pak Man, ojek yang biasa menjadi langganan saya saat saya masih belum bisa mengendarai kendaraan sendiri. di kota yang pernah saya singgahi selama beberapa bulan itu. Saya belajar banyak dari orang sederhana yang baik dan selalu siap sedia menolong saya untuk mengantar dan menjemput saya. 
 
Pagi itu, dia bercerita bahwa dia baru saja mengantar orang ke kota lain, mungkin jaraknya harusnya 5-6 jam tetapi beliau dengan bangga menceritakan bisa menempuh 3 jam. Wow, luar biasa! Dengan stamina yang kuat, Pak Man juga masih bisa untuk selalu siap mengantarkan siapa pun yang meminta tolong padanya. 
 
Dia mengaku hanya tidur beberapa jam saja, ups ternyata dia punya rahasia ramuan agar tetap sehat dan matanya terjaga. 
 
Saya belajar dari kisahnya bahwa apapun kita harus menerima apa yang menjadi tawaran di depan mata. Toh, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi kemudian. 
 
Kesempatan hanya ada sekali. Jika itu mungkin, stamina kuat dan memang ‘available’ mengapa tidak diterima?. 
 
Beliau juga selalu menerima berapa pun uang yang saya berikan. Bahkan, ketika saya sedang tidak ada uang, saya menggantikannya dengan makanan atau sekedar sembako ketika saya hendak berbelanja bulanan. 
 
Budaya menerima-nya membuat saya belajar tentang hidup apa adanya. 
 
Mungkin ini rahasia yang membuat dia tetap awet muda. Jarang sakit bahkan di usianya yang sudah hampir sepuh beliau masih memilki stamina luar biasa untuk bawa kendaraan dalam jarak jauh. 
 
Menerima apa adanya bukan perkara mudah untuk seorang yang terbiasa memiliki syarat tertentu atau orang yang ingin segala sesuatunya sempurna. Kita mudah menentukan kriteria yang kita mau, sebegitu sempurna sesuai keinginan kita tetapi kita lupa bahwa alam punya aturannya sendiri. 
 
Kita kadang lupa bahwa masih ada orang lain dalam hidup kita, yang tentunya tidak bisa kita atur sedemikian rupa sebagaimana yang kita kehendaki. 
 
Saya belajar tentang bagaimana menerima hidup bukan dengan cara saya, tetapi menerima hidup apa adanya sebagaimana yang sedang terjadi, tidak mencemaskan apa yang terjadi kemudian tetapi mensyukuri bahwa kita mendapatkannya. 
 
Saya belajar banyak dari orang yang hidupnya sederhana ini. Masih ada kisah lain yang mungkin belum saya bagikan. 
 
Dari orang biasa, saya belajar hidup untuk menjadi luar biasa. Semoga! :)

No comments:

Post a Comment