
(Meminta anak untuk bercerita kembali koran yang baru saja dibaca adalah contoh strategi mengajari anak membaca secara komperhensif. Setidaknya anak mampu memberikan pemahaman dari bacaan dengan kalimatnya sendiri. Sumber foto: Dokumen pribadi)
Dunia pendidikan memang tak pernah habis untuk dikupas karena isu pendidikan sifatnya dinamis. Begitu pula dengan membaca, yang menjadi salah satu cara yang digunakan dalam pendidikan untuk mengenal dan memahami. Sepintas kita anggap membaca hanya sekedar kebiasaan atau minat saja, termasuk saya yang suka membaca dan melahap aneka buku. Saya paling betah berada di perpustakaan dan toko buku. Tetapi sadarkah anda, apakah anda bisa memahami satu buku yang baru saja anda baca? Pengalaman saya pribadi, saya bisa cepat menghabiskan beberapa buku misalnya dalam satu hari, misalnya novel atau romans yang mudah ditebak jalan ceritanya. Tetapi saya belum tentu memahami buku tersebut. Atau ada juga buku karya sastra yang jika saya baca tak pernah paham. Ternyata usut punya usut, ketrampilan membaca (reading fluency) belum sebanding dengan membaca secara komperhensif (reading comprehension).
Apa itu membaca secara komperhensif? Menurut wikipedia yakni, kemampuan untuk membaca teks, memprosesnya kemudian mencernanya sehingga menjadi suatu pemahaman. Jadi dapat dikatakan bahwa membaca secara komperhensif berarti suatu tingkatan untuk mengukur pemahaman membaca. (http://en.m.wikipedia.org/wiki/Reading_comprehension)
Membaca secara komperhensif perlu ditanamkan sejak dini. Mengapa? Karena membaca secara komperhensif melatih otak untuk berpikir menangkap makna teks yang dibacanya sehingga menjadi pemahaman. Sebenarnya indikator keberhasilan seorang anak bisa membaca terletak dari kemampuan visual untuk mengenali teks sehingga menjadi lancar membaca dan kemampuan kognisi untuk membentuk pemahaman. Jika anak menjadi terampil membaca alias lancar, apakah anak bisa memiliki kemampuan memahaminya juga?
Berikut strategi mengajari anak dalam membaca secara komprehensif,
1. Dongeng
Mendongeng adalah salah satu aktivitas yang meransang anak untuk berpikir dan memahami cerita yang baru saja didengar dan dilihatnya. Mendongeng tak melulu lewat buku bacaan, anda bisa bercerita langsung sesuai imajinasi anda tetapi ingatkan selipkan hal dan pesan positif dari dongeng yang anda sampaikan. Di akhir dongeng, anda bisa bertanya apa yang ditangkap anak lewat cerita tadi? Jika anak sudah terlanjur tertidur, anda bisa ulang pertanyaan yang sama di kemudian hari. Selain membantu memori anak, anda bisa memberikan petunjuk sehingga anak bisa dengan mudah bercerita pemahamannya.
2. Bedah buku
Sewaktu berkunjung ke suatu sekolah yang berhasil menerapkan progam membaca menjadi program rutin tiap minggu, saya jadi terinspirasi bahwa ternyata hasil bedah buku yang dilakukan selama 10 menit usai program membaca mampu mendorong anak untuk berkreasi sendiri menciptakan kumpulan-kumpulan tulisan. Kini sekolah mampu mengkoleksi cerita anak dan menerbitkannya secara mandiri menjadi buku bacaan. Bedah buku bisa dilakukan melalui diskusi dalam kelompok kecil anak atau bedah buku bisa dilakukan dengan cara mendiskukannya dalam forum terbuka di kelas tentunya guru berperan sebagai fasilitator agar bedah buku berjalan kondusif.
3. Buddy sharing (mitra cerita)
Lakukan juga buddy sharing setelah membaca buku. Minta anak untuk memilih mitra berbagi cerita dari buku yang dibacanya. Mitra cerita bisa merespon dengan bertanya jika ada yang belum dipahami. Atau mitra cerita bisa memberikan umpan balik dari cerita yang didengarnya. Hal ini dimaksudkan agar anak memiliki pemahaman berdasarkan kalimatnya sendiri.
4. Bercerita
Beri waktu sebelum tidur untuk anak bercerita tentang buku, majalah, koran yang dibacanya hari ini. Beri kesempatan anak dengan kalimatnya sendiri untuk bercerita. Selain itu, bisa juga setelah membaca di kelas, anak dapat bercerita kepada teman-temannya di kelas tentang bacaan yang baru dibacanya, apa yang bisa dipetik dari bacaan yang baru saja dibacanya?
5. Permainan olah kata
Temukan kata-kata kunci yang ditemukan dalam buku, lalu buatlah menjadi permainan menarik. Misalnya anak membaca buku dongeng tentang kelinci, rubah dan gajah. Lalu anak yang menemukan kata-kata kunci diminta untuk bercerita mengenai tokoh tersebut, apa saja karakter dari tokoh? Apakah tokoh tersebut menarik untuk anak? Mengapa? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan olah kata yang bisa dilakukan agar menarik anak untuk memahami teks.
6. Essay questions
Gunakan pertanyaan-pertanyaan deskripsi tentang suatu bacaan. Hal ini untuk menilai anak memahami teks yang baru dibacanya ketimbang memberikan pertanyaan seputar bacaan dengan format pertanyaan pilihan ganda atau isian.
Semoga bermanfaat 

No comments:
Post a Comment