Kalimat terbersit saat saya pulang dari sebuah pusat perbelanjaan. Jika pusat perbelanjaan yang baru saya datangi tadi, dipenuhi oleh banyak orang untuk membeli aneka produk yang ditawarkan harga miring. Kurang dari seratus meter saya keluar, saya menemukan kembali pusat perbelanjaan lain, yang juga menawarkan harga miring dan dipenuhi oleh pengunjung dan mungkin juga pembeli.
Sepanjang perjalanan usai melewati pusat perbelanjaan, saya pun berdiskusi dengan teman seperjalanan. Apa yang menyebabkan seseorang begitu tertarik untuk membeli barang padahal mungkin atau bisa jadi barang tersebut tidak terlalu ia butuhkan? Apakah perilaku seperti ini adalah gaya hidup? Jika saya tidak punya, saya akan merasa “menderita”.
Agar tidak “menderita”, berikut tips yang bisa dicoba:
1. Beli barang sesuai kebutuhan, bukan sesuai keinginan.
Saya butuh tas karena tas saya tidak punya tempat untuk membawa perlengkapan ke kantor. Tas harus yang kuat, bla bla bla. Hal itu disebut membeli berdasarkan kebutuhan. Saya memerlukannya maka saya membelinya.
2. Tentukan skala prioritas terhadap kebutuhan barang yang mau dibeli.
Membeli berdasarkan keterdesakan dan kepentinganya. Pikirkan bahwa saya membeli karena alasan stok sudah habis, barang di rumah sudah rusak, saya memerlukannya untuk membantu saya bekerja, meringankan pekerjaan saya dsb.
3. Menabung untuk membeli barang lebih baik daripada ”berhutang”.
Belajarlah bijak dalam membeli dengan kesadaran bahwa saya membutuhkannya dan punya uang untuk itu. Memang sih ada pepatah mengatakan bahwa jika kita tidak terpaksa “berhutang” kita tidak akan pernah punya barang. Logis juga! Tetapi coba anda bayangkan hanya untuk membeli baju atau membayar makanan di restaurant, anda harus berhutang? Pikirkan untuk menyimpan uang lebih dari sisa-sisa belanja rutin dan pergunakan uang tersebut untuk kebutuhan barang-barang yang memang disukai tetapi sebenarnya tidak diperlukan. Daripada “menderita” di kemudian hari, sebaiknya dipikirkan untuk membeli dengan uang yang tersedia.
4. Pelajari produk atau barang yang diperlukan.
Hal ini wajib dilakukan terutama untuk barang-barang semisal elektronik agar kita tidak merugi dengan informasi yang salah atau tidak tepat. Bisa jadi di kemudian hari, kita “menderita” oleh produk yang kita beli karena kita tidak mengerti dengan benar dan tepat produk tersebut.
5. Lakukan survey pasar.
Hal ini dilakukan agar kita mendapatkan pembanding dari soal harga, kualitas hingga detil produk yang akan kita beli. Dengan demikian, kita tidak perlu “menderita” apabila ada barang berkualitas bagus dengan harga yang terjangkau.
Kesimpulan
Poin terpenting sebelum berbelanja adalah milikilah rasa puas terhadap barang-barang yang sudah anda beli. Lihat pakaian baru, sadarlah bahwa masih banyak pakaian lain yang belum terpakai. Lihat tas baru, sadarlah bahwa tas anda masih baik untuk digunakan. Lihat sepatu baru, sadarlah bahwa sepatu anda masih nyaman digunakan. Lihat barang elektronik, sadarlah barang elektronik yang anda mliki tidak rusak. Begitu seterusnya hingga akhirnya anda berhasil dan tidak menimbun banyak barang karena kebiaasan berbelanja. Percayalah banyak tokoh dunia bersahaja yang berpenampilan sederhana, agar mudah diingat orang!
Lagi-lagi soal berbelanja, semoga tips di atas benar-benar bermanfaat. Saya rasa kita tidak ingin “menderita” setelah membelinya bukan? hehehe…
No comments:
Post a Comment