Sunday, December 23, 2018

Seperti pencuri dimalam hari

Seperti pencuri di malam hari. Ya kita semua tidak pernah tau kapan sang ajal menjemput. Hendaklah selalu berjaga jaga.

Dikaitkan dengan peristiwa baru baru ini.bencana tsunami di banten yang menelan ratusan korban jiwa.
Saya merenungkan bagaimana sebuah nyawa berakhir hanya dalam sapuan air pasang tsunami.

Siapa yang pernah bisa memprediksi saat hari itu mereka sedang bercengkrama dengan keluarga dan teman untuk acara liburan ataupun family gathering kantor.ternyata itu adalah hari terakhir bertemu dengan keluarga.

Artinya memang sudah seharusnya kitapun siap dan selalu berjaga jaga jika malaikat maut menjemput.

Kapan saja, dimana saja, jika DIA menginginkan itu bisa saja terjadi.
Kita tidak bisa menolak. Yang bisa kita lakukan adalah mengumpulkan dan menanam banyak kebaikan selama kita masih diberi kesempatan hidup.

Dunia fana ini hanya sementara tidak ada yang kekal.

Saya turut berduka cita atas peristiwa tersebut.

Seperti pencuri dimalam hari

Seperti pencuri di malam hari. Ya kita semua tidak pernah tau kapan sang ajal menjemput. Hendaklah selalu berjaga jaga.

Dikaitkan dengan peristiwa baru baru ini.bencana tsunami di banten yang menelan ratusan korban jiwa.
Saya merenungkan bagaimana sebuah nyawa berakhir hanya dalam sapuan air pasang tsunami.

Siapa yang pernah bisa memprediksi saat hari itu mereka sedang bercengkrama dengan keluarga dan teman untuk acara liburan ataupun family gathering kantor.ternyata itu adalah hari terakhir bertemu dengan keluarga.

Artinya memang sudah seharusnya kitapun siap dan selalu berjaga jaga jika malaikat maut menjemput.

Kapan saja, dimana saja, jika DIA menginginkan itu bisa saja terjadi.
Kita tidak bisa menolak. Yang bisa kita lakukan adalah mengumpulkan dan menanam banyak kebaikan selama kita masih diberi kesempatan hidup.

Dunia fana ini hanya sementara tidak ada yang kekal.

Saya turut berduka cita atas peristiwa tersebut.

Tuesday, December 18, 2018

Sebuah perjuangan untuk melayani

Saya menggambarkan diri saya pribadi adalah seorang pejuang.

Pejuang impian. Saya setuju sekali denga  kata "oraet labora".  Berusaha bekerja dan berdoa.

Kita tentunya masing masing punya harapan keinginan ataupun impian.

Tuhan tidak akan memberikan jalan jika kita tidak pernah berusaha mengejar impian itu.
Begitupun sebaliknya jika hanya berusaha tanpa meminta restu dariNYA tentunya semua akan mustahil.

Saya percaya kekuatan doa. Sayapun percaya dengan kemampuan saya untuk mengejar impian saya.

Dalam proses seleksi cpns ini banyak hal yang saya sudah lewati "Perjuangan".

Dalam melalui jalanya dari awal saya menemui banyak hal.apa itu? Batu / kerikil.
Saya berpikir perjuangan saya tidak mungkin berhenti disini. Saya mohon petunjuk Tuhan.

Lantas?

Kemudian seperti ada jalan yang Tuhan tunjukan untuk saya. Saya menemukan solusi yang saya pikir itu adalah kehendak Tuhan.

Begitu panjang perjuangan saya jika saya harus ceritakan secara detail disini. Yang jelas untuk bisa sampai di tahap terakhir ini buat saya tidak mudah. Namun saya sudah bisa melewatinya sampai di titik akhir, saya sudah berusaha menampilkan yang terbaik. Usaha maksimal disertai mohon doa restu pada Tuhan.

Apapun hasil pengumumanya nanti, saya percaya itu adalah yg terbaik untuk saya,
Jika Tuhan mengijinkan saya untuk menjadi abdi masyarakat dan negara ini adalah kado natal dari Tuhan untuk saya.saya akan menjaga dengan baik kado itu amanah dari Tuhan untuk melayani sesama bukan hanya di ruang lingkup gereja tapi juga di ruang lingkup masyarakat yang lebih luas.

Jakarta, 19 Desember 2018
Dhiajeng

Sunday, December 16, 2018

Bagaimana Cara Kita Menghargai Orang lain?

Siapa pun di dunia ini ingin dihargai sebagai pribadi. Karena saling menghargai satu sama lain adalah dasar dalam relasi atau hubungan antar manusia. Seberapa pun pintar dan ahlinya seseorang, namun jika dia tidak bisa menghargai orang lain maka sia-sia belaka. Pepatah mengatakan “Memang kepintaran punya kuasa, tetapi mampu menghargai orang lain menentukan seperti apa karakter seseorang.”

Tak jarang kita protes jika kita merasa dilecehkan secara pribadi atau tidak dihargai. Menghargai orang lain sudah menjadi norma dan tumbuh menjadi kebiasaan melalui pengasuhan orangtua. Intinya, menghargai orang lain tidak ada ilmunya tetapi perlu dilaksanakan sepanjang hayat, dimana pun kita berada.

Lalu apa yang menyebabkan saya menulis tentang ini? Suatu kali datang seorang teman dari yang bercerita pada saya. Dia merasa tidak dihargai di tempatnya bekerja. Mendengar ceritanya, saya bisa paham bagaimana situasi bekerja ditempatnya dimana satu sama lain berbeda kultur. Akhirnya, kami mendiskusikan ini di kafe agar bisa mengambil pelajaran berharga.

Dari diskusi tersebut, saya merangkum poin-poin sebagai berikut.

Pertamahargai orang lain sebagaimana kita ingin dihargai.

Anda pasti tahu bahwa alam bekerja dengan caranya. Siapa yang menabur, maka dia yang akan menuai. Siapa pun mendapatkan perlakuan setimpal dengan perbuatannya. Jika kita ingin dihargai orang lain maka hargai orang lain sebagaimana mestinya. Bagaimana pun jika kita tidak dihargai orang lain, sakit hatinya minta ampun.

Keduamenghargai bukan kepada siapa perlu dilakukan tetapi menghargai karena siapa kita sesungguhnya.

Hal yang lumrah kerap terjadi dalam perlakuan masyarakat, bahwa menghargai itu dilakukan kepada orang-orang tertentu. Ingatlah bahwa kita menghargai orang lain bukan karena siapa mereka, tetapi siapa saya sesungguhnya. Seperti yang disampaikan di awal bahwa saling menghargai adalah kunci hubungan yang sehat antar sesama pribadi dan masyarakat. Jika kita ingin menunjukkan karakter pribadi yang baik, hargai mereka meski seberapa pun buruknya mereka tidak menghargai kita. Saya tahu ini tidak mudah, tetapi anda pasti mengenal sebagian orang yang berhasil melakukannya dengan tulus.


Ketigamenghargai itu tulus.

Tunjukkan penghargaan kepada orang lain bukan mencari keuntungan. Kebanyakan kita tahu bahwa menghargai orang lain karena ingin mendapatkan keuntungan semu. Namun sesungguhnya kita bisa belajar mana yang benar-benar menghargai orang lain dan mana yang hanya berpura-pura saja. Ketulusan itu tidak ternilai harganya.

Keempatsadari bahwa setiap orang itu unik maka menghargai orang lain itu tanpa pandang bulu.

Tak ada orang yang sama seratus persen secara pribadi. Tuhan sudah menciptakan kita dengan begitu uniknya, tidak hanya fisik saja tetapi juga segala tabiat dan kepribadian. Manusia yang unik ini artinya berbeda-beda satu sama lain. Namun satu hal yang sama, setiap orang ingin dihargai. Jadi jika kita bisa menghargai si A, sudah semestinya kita menghargai B, C, dan seterusnya.

Kesimpulan

Saya dan teman saya sepakat bahwa menghargai orang lain adalah cara kita membangun relasi dan komunikasi antar manusia. Terlepas apa pun latarbelakang dan budaya asal seseorang, sejatinya menghargai orang lain bukan hal yang mudah dan juga hal yang susah. Semua berpulang kembali siapa kita ingin dikenal orang lain, saat kita bisa menghargai orang lain.