Monday, June 11, 2018

Novena Didepan Goa Maria St Aloysius Gonzaga Cijantung


Gereja St. Aloysius Gonzaga Cijantung (Sumber Foto : Dokumen Pribadi)

Mungkin ini suatu kebetulan.ataupun rencanaNya.
Tuhan membawa saya untuk ada ditempat ini lagi setelah sekian lama saya tidak pernah lagi datang untuk berdoa di Gereja ini  (Paroki Cijantung St. Aloysius Gonzaga)
Tidak banyak yang berubah dari gereja ini dari beberapa tahun silam. kecuali kediamanya yang agak sedikit berubah.

Terakhir kali yang saya ingat.beberapa tahun yang lalu. Saya bersama seseorang dan keluarganya pernah memanjatkan doa juga di depan Goa Maria di Gereja ini untuk memohon kelancaran atas rencana yang kami berdua buat setelah nantinya kuliah saya selesai.
Kami memanjatkan doa sambil bergandengan tangan di depan Goa Maria ini. Berharap Tuhan dan Bunda Maria memberkati semua persiapan kami sampai Hari itu tiba.
Meski hal tersebut akhirnya tidak pernah terjadi karena mungkin Tuhan tidak merestui hubungan kami.

Saat ini saya berdoa lagi di tempat yang sama namun dengan moment yang berbada yaitu bersama teman teman komunitas paduan suara legio maria. Kebetulan saya sendiri yang mendapat tugas untuk membacakan doa novena di gereja ini.

Ketika tau akan mengunjungi gereja ini dan saya yang ditugaskan untuk memimpin doa novena. Dalam hati saya bertanya. 
Tuhan mengapa saya harus kesana lagi?
Tuhan mengapa saya yang harus membacakan doa novena disana?
Banyak pertanyaan yang muncul dalam benak dan hati saya.
Selama didalam bus saya pun berdoa. saya memohon agar saya bisa melakukanya dengan baik.
Tuhan tidak ingin mengingatkan saya. Tapi mungkin Tuhan ingin saya benar benar mengikhlaskan dengan berdoa di gerejanya langsung.

Ini bukan dejavu atau pengulangan kan? toh saya senang bersama teman teman.dan niat saya ingin berkomunikasi dengan Tuhan juga Bunda Maria.

Seharusnya saya tidak lagi mempermasalahkan tempat dimana saya berdoa. Meski tempat itu menyimpan banyak sekali kenangan.

Ujud Permohonan saya saat itu adalah supaya bisa menjadi berkat dimanapun kami berada. dan untuk siapapun orang lain termasuk orang yang pernah bersalah kepada kita.

Tuhan saya sudah sembuh. Saya benar benar sudah ikhlas dan memaafkan mereka. Meski mungkin menurut teman saya apa yang mereka lakukan kepada saya dimasa lalu adalah jahat.Tapi saya sudah memaafkan mereka dan melupakan apa yang mereka perbuat terhadap saya saat itu.

Jika setelah kejadian itu saat mengucapkan doa Bapa Kami ketika misa. Saya enggan mengucapkan kalimat "ampunilah kami seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami". Karena saat itu hati saya masih dipenuhi rasa kekecewaan yang amat dalam terhadap mereka. Saya masih belum benar benar bisa memaafkan mereka. Tapi saat ini saya sudah ikhlas dan bisa mengucapkan doa Bapa Kami secara lengkap. 

Siapalah saya sampai saya egois tidak mau mengampuni kesalahan orang lain. Sedangkan Tuhan saya saja mengampuni semua kesalahan saya.tanpa mengingatnya lagi.

Semoga kalian selalu bahagia. Dan kelak keturunan kalian tidak mengalami hal serupa seperti apa yang saya alami.

Tuhan.. Saya ikhlas dengan mendoakan kebahagiaan untuk mereka.
Mohon bantu saya agar saya menemukan kebahagiaan saya juga.

Amin.


Jakarta, 11 Juni 2018
Ajeng








No comments:

Post a Comment