
“Berhentilah menilai, Nak. Apa yang kau lihat bisa jadi hanya persepsi. Bahkan apa yang baru saja kau dengar mungkin opini,” kata Ibu sore itu kala minum teh bersama.
“Lalu apa yang harus aku lakukan? Aku bingung, Bu.”
“Ikuti kata hatimu. Itulah kebenaran yang sesungguhnya,” sahut ibu kembali.
Kami melanjutkan minum teh kembali. Suasana tiba-tiba menjadi hangat sesaat untukku. Suara pluit pelabuhan berbunyi nyaring, tanda kapal akan berangkat. Kami berdua asyik memandang kapal itu bergerak menjauhi pelabuhan. Suasana hiruk pikuk orang di sekitar kami mulai tak terdengar. Kafe yang kami tempati sudah sepi dengan pengunjung.
“Bu, seandainya ibu harus membawa biduk kapal. Kemana sebaiknya biduk kapal itu harus berlabuh?” tanyaku pada ibu memecahkan kesunyian.
“Nak, dalam biduk kehidupan tidak ditentukan kemana arah perjalanannya atau tujuanmu berlabuh melainkan ditentukan dengan siapa kamu berjuang mengayuhnya” sahut ibu
Sambil melihat kapal pergi meninggalkan pelabuhan, ibu berkata, “Kadang kita begitu diberatkan dengan tujuan biduk kehidupan padahal seberapa jauh kita berlayar akan terasa nyaman jika kita sudah mengenal siapa yang bersama kita ketimbang tujuan kapal itu berlayar.”
Oh kalimat meluncur dari mulut ibu begitu menyentuh.
Angin dan badai yang dialami dalam perjalanan justru membuat kapal itu pergi jauh bergerak, bukan diam di tempat. “Jika badai datang, terima itu sebagai bagian dari perjalanan. Biarkan badai dan angin datang membawa kapalmu. Itu adalah cara alam bekerja membantumu, nak” tegas ibu.
“Impian di depan mata, kayuhlah kapalmu dengan percaya diri. Jika kau ragu, kau akan membingungkan si nahkoda kapal, orang yang bersamamu” kata ibu sambil menyelesaikan tegukan terakhir teh dalam cangkirnya.
Sesaat datang kapal lain berlabuh di lagi di dermaga. Kapal datang dan pergi seolah-olah perjalanan tak pernah berakhir.
“Hidup adalah perjalanan, nikmatilah nak” kata ibu sambil pergi membayar dua cangkir teh di sore hari.