Monday, May 13, 2019

Kematian





Pernahkah bertanya kepada seseorang tentang kesiapan mereka menghadapi kematian? Apa jawaban mereka? Hanya ada dua jawaban, siap atau tidak. Jika menjawab siap, kebanyakan dari mereka adalah orang yang optimis menghadapi ‘pencuri maut’ yang bisa kapan saja datang. Optimis berarti mereka menyadari bahwa hidup mereka yang tak sempurna harus segera dipertanggungjawabkan kepada yang Ilahi.

Saya pernah membaca suatu buku dinyatakan bahwa setiap orang yang memasuki fase terminal karena sakit, memiliki beberapa tahap hingga akhirnya mereka menyadari dan menerima kematian sebagai suatu proses yang harus mereka hadapi.

Suatu malam, saya berbincang dengan orang yang saya kasihi tentang konsep kematian mengingat hidupnya yang sudah divonis oleh penyakit, yang tiba-tiba bisa saja merenggutnya kapan saja. Jujur saya mengatakan kepadanya, bahwa saya tak siap menghadapi kematiannya. Yang terjadi pada dirinya, siap atau tidak, kematian akan segera dihadapinya. Hal yang menarik dari orang ini, saya memandang beliau menjadi lebih bijaksana dalam menyikapi panggilan ilahi.

Pernah membayangkan, apa yang akan orang sampaikan tentang kita saat kita sudah meninggal? Dia orang yang baik. Dia orang yang bertanggungjawab. Dia adalah orang yang suka berkorban dan patut diteladani. Bla bla bla. Sejuta pujian ingin diucapkan untuk memberi kesan kepada kita yang telah tiada. Akankah hal itu terjadi jika kita sudah meninggal?

Saya pernah mengikuti Personal Training dari sebuah lembaga training. Dia memberikan setiap peserta, tape recorder, kaset kosong dan headset. Instruksi Trainer adalah setiap peserta diharapkan merekam kesan-kesan orang yang mengasihi kita tentang kita apabila kita sudah meninggal. 

Saat saya melakukan terapi itu, sungguh saya mengupamakan bahwa yang memberi kesan adalah anak saya atau suami saya kelak, atau ibu saya. Kesan yang saya rekam semuanya adalah positif yang diharapkan dalam diri saya. Tetapi apakah demikan yang terjadi dalam hidup saya saat ini sesuai dengan rekaman yang saya buat. Saya tidak tahu. Saya belum pernah meminta kesan dari orang yang saya kasihi apabila saya sudah meninggal. Pamali. Tak baik membicarakan saat kita masih hidup. Padahal disitulah saya ingin mengetahuinya sebagaimana Trainer dalam Training saya mengatakan, kita ingin mengubah diri kita sebagaimana orang memberi kesan positif terhadap kita.


Tak ada yang tahu kapan saat itu datang. Siap atau tidak, setiap manusia akan melewati proses akhir dalam hidupnya yang dinamakan kematian. Jika gajah mati meninggalkan gading, maka manusia mati meninggalkan amal dan bakti selama hidupnya.


Saya pernah menghadiri kematian dari ayah seorang teman saya. Saat pemakaman tiba, sang anak memberi kesan yang positif tentang ayahnya semasa hidupnya. Padahal, saya tahu betul teman saya selalu bercerita perilaku ayahnya yang suka memukul, marah-marah dan perilaku lainnya yang dibenci oleh si anak. Apa yang terjadi saat si ayah tiada, teman saya itu tetap mengatakan hal positif tentang hidup ayahnya. Hal positif yang diteladani oleh si anak.


Satu lagi, baru-baru ini saya bersedih karena kehilangan seorang sahabat terbaik semasa kerja. Dia adalah seorang ibu dari dua putri yang sedang bersekolah, orang yang bersemangat, ceria dan menyenangkan serta ramah pada siapapun. Sahabat saya ini adalah orang yang suka menolong, memiliki selera humor yang tinggi dan aktif. Siapa sangka bahwa beliau terkena leukimia, bahkan semasa saya mengenalnya dengan baik, beliau tidak pernah mengeluhkan rasa sakit. Gaji pertama saat kami bekerja, digunakan untuk membeli perlengkapan dan kebutuhan anaknya. Hingga setahun tak berjumpa dengannya, saya pun masih belum bisa melunasi kebaikan hatinya dan membayar ‘janji’ bertemu dengannya.

Saat berita kematian saya terima, saya langsung membayangkan kebaikan yang pernah saya terima sebagai sahabat. Saya sedih dan berduka. Saya menulis di dinding Facebook-nya, saya menuliskan kesan saya terhadap pribadinya. Saya pun membaca kesan-kesan orang lain tentang pribadinya. Luar biasa, semua mengungkapkan kenangan yang baik dan pujian terhadap pribadinya.

Saya pun merefleksikan, apa yang diungkapkan orang lain terhadap saya jika saya tiada. Apakah berisi pujian atau cacian?

Kematian adalah sebuah proses yang pada akhirnya kita semua akan menuju kesana. Sejatinya, hidup yang diberikan adalah kenangan tentang kebaikan yang sudah kita lakukan selama hidup. Meski kita bukan pahlawan atau orang terkenal di dunia ini, tetapi menjadi pribadi yang dikenal mengesankan positif, tentu adalah harapan buat kita semua.

Sekecil apa pun peran kita di dunia ini, lakukan yang terbaik dengan sisa hidup yang diberikan Tuhan. Kebaikan yang kita berikan kapan pun, dimana pun dan buat siapa pun akan ditanam di hati, meski raga dikubur di tanah.

Terimakasih buat sharing malam :)

Sunday, May 12, 2019

10 tips bawa presentasi

Beberapa waktu yang lalu saya mengikuti training presentation skill, didalam training tersebut diajarkan metode metode teknik untuk memudahkan kita dalam membawakan materi presentasi. 

Berikut saya buat ulasanya dalam "Tips untuk membawakan presentasi"


Saat training basic banking. Lokasi : Graha anabatic. Sumber foto : Dokumen pribadi

1. Kuasai materi
Menguasai materi artinya anda dapat memilih materi yang Anda harus tekankan dan materi yang dapat dihilangkan agar membuat presentasi menjadi lebih efektif. Penguasaan materi ini membuat kita menjadi lebih nyaman pada saat presentasi dan membuat presentasi berjalan dengan baik.

2. Jiwai materi yang anda bawakan
Membawakan presentasi bisnis tidaklah sama seperti membacakan puisi, Anda tidak perlu anda menghafal materi yang anda bawakan, setiap presentasi membutuhkan 2 hal yakni harus hidup dan memiliki energi. Hal ini akan anda peroleh jika anda menjiwai materi yang Anda bawakan.

3. Lakukan simulasi presentasi anda
Sebelum berpresentasi, ada baiknya anda melakukan simulasi presentasinya terlebih dahulu. Jika memungkinkan undang rekan anda pada saat simulasi dan mintalah pendapat mereka dengan jujur, tentang performa Anda pada saat presentasi. Tidak ada salahnya jika anda terus mengulang agar memperoleh kesempurnaan.

4. Kuasai ruangan presentasi anda
Usahakan datang sebelum presentasi. Berjalanlah di seluruh ruangan agar anda dapat menentukan view yang paling tepat buat anda ketika berpresentasi.

5. Kuasai peralatan anda saat presentasi
Pastikan sound system berjalan dengan sempurna, juga pastikan LCD anda dapat menampilkan presentasi anda dengan sempurna, tidak ada salahnya anda juga mengecek saklar lampu untuk memastikan seluruh bahan presentasi anda dapat terlihat dengan sempurna.

6. Simpan bahan presentasi anda dalam diskdrive
Walau terlihat sepele, pastikan anda menyimpan semua file di dalam diskdrive,menyimpannya dalam floopy, flash disc ataupun CD kadang membuat running presentasi anda menjadi lebih lambat.

7. Gunakan remote control
Jangan kaku berdiri di stage dan jangan selalu berada disamping laptop danLCD yang anda gunakan. Anda harus berada pada posisi dimana semua audiens dapat melihat anda dengan jelas, makanya tidak ada salahnya anda menggunakan remote control. Tapi bukan berarti jika anda menggunakan remote anda bebas untuk berkeliling pada saat presentasi, hal tersebut hanya memecah konsentrasi audiens anda.

8. Hindari penggunaan laser pointer
Penggunaan laser pointer dapat memecah konsentrasi audiens anda, Apalagi pada saat anda mengalami kegugupan, penggunaan laser pointer malah jadi tidak efektif. Lebih baik anda menggunakan handout pada materi-materi yang ingin anda tampilkan.

9. Jangan berbicara pada slide yang anda buat.
Banyak presenter yang lebih melihat pada slide yang nyata-nyata telah mereka ketahui isinya daripada melihat audiens. Sebaiknya anda fokuskan mata dan perhatian anda kepada audiens, perbanyak kontak mata akan membuat presentasi anda menjadi lebih menarik.

10. Navigasikan slide anda.
Sebaiknya anda membuat slide dengan menggunakan ‘link’ hal ini penting karena audiens seringkali bertanya pada slide yang telah anda presentasikan.Penggunaan link membuat anda lebih mudah untuk menemukan slide yang perlu diulang, tanpa harus menampilkan seluruh slide presentasi.



Semoga bermanfaat!

Monolog : Menunggu

Sumber foto : Dokumen pribadi
Perempuan      : “Aku bosan menunggu. Pekerjaan yang paling membosankan itu adalah menunggu. Tak pasti, aku tak suka itu.”

Malaikat          : “Sabarlah sayang. Kau tahu saatnya kan tiba.”

Perempuan      : “Sabar, Sabar, Sabar. Sampai kapan sabar? Sudah habis kesabaranku.”

Malaikat          : “Menunggu itu adalah sebuah proses untuk menguji kesabaran setiap orang. Jika kamu bisa melewatinya, buah dari kesabaran itu adalah harapan. Percayalah.”

Perempuan      : “Aku benci untuk bersikap sabar. Aku masih punya harapan kok. Hanya saja, aku bosan. Kau tahu, bahwa aku adalah perempuan super sibuk. Menghabiskan hari dengan bekerja, berpergian, beraktivitas dengan teman-temanku, menikmati dunia dengan aneka kesukaanku. Sekarang, aku harus menunggu tanpa aku tahu mau dibawa kemana semua ini.”

Malaikat          : “Karena itu, Tuhan membuatmu melakukan hal yang tidak kau sukai. Menunggu. Suka atau tidak, menunggu adalah bayaran atas perbuatan super sibuk yang kamu lakukan selama ini. Kau berpikir bahwa dunia sudah kau atur menurut kehendak dan rencanamu. Kau dipenuhi dengan target-target. Kau lupa bahwa Tuhan adalah penentu dari target dan rencanamu. Ingat, kau hanya berencana tetapi Tuhan yang menentukan. Menunggu itu menguji kesabaranmu atas apa yang kamu alami dan menguji keberanianmu terhadap apa yang akan terjadi secara tiba-tiba.”

Perempuan      : “Ya, benar. Aku memang tidak sabar, ingin serba cepat. Aku tak suka untuk bekerja lamban. Aku memang dipenuhi rencana-rencana. Bagaimana mungkin hidup tanpa rencana?”

Malaikat          : (tertawa) “Apakah kau berpikir hidup tanpa rencana, seseorang tidak bisa hidup? Hidup dengan rencana dan target adalah baik, tetapi lebih baik untuk tidak ‘dihidupi’ oleh target sehingga kau akan frustrasi jika tak mampu melakukannya. Waktu adalah Sang Penguasa dari target dan rencana. Tuhan adalah tuan dari waktu. Jangan paksa Tuhan untuk menentukan target dan rencana! Biarkan semua mengalir apa adanya!”

Perempuan      : “Bagaimana caranya agar bisa menunggu dengan lebih berkualitas? Bagaimana caranya untuk membiarkan semua mengalir apa adanya? Bagaimana caranya agar aku tak merasa bosan dengan menunggu?”

Malaikat          : “Pikiranmu yang membuat hidupmu semakin rumit. Hidup itu sederhana. Menunggu juga sederhana. Sederhana saja, pasrahkan kepada Tuhan yang empunya segalanya, termasuk waktu. Saat kau pasrah, kau sungguh menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan dan kepada alam raya. Tak usahlah kau rumitkan dengan kalimat menunggu yang berkualitas. Ukuran kualitas ditentukan oleh manusia, Tuhan tak pernah menentukan buruk dan baik. Biarkan Tuhan yang mengatur! Saat kau kehilangan kendali, tak tentu arah, berdoalah dalam hatimu, dimana Tuhan ada agar Ia menuntunmu.”

Perempuan      : “Baiklah, menunggu bukan hal yang baik untuk dilakukan. Tak pasti. Jika aku tahu seperti ini, aku akan membuat rencana-rencana alternatif hingga waktu tak terbuang percuma. Jika aku bisa mengulang waktu, pasti tidak ada lagi yang namanya menunggu.”

Malaikat          : (tertawa) “Manusia sudah terbentuk oleh namanya budaya instan. Ingin langsung jadi, tanpa mengetahui bahwa keindahan dari sebuah proses. Menunggu adalah sebuah proses bukan hasil. Kau menikmati hasil tetapi kau tidak menyukai proses. Jika kau merenungi saat mendapatkan hasil, kau akan tahu bahwa disitulah Tuhan bekerja dengan cara yang indah, termasuk sang waktu. Kau terlalu dipenuhi oleh aneka rencana. Hidup yang terencana hanya mengekang kebebasanmu dan melupakan kondisi alam raya. Apakah terjadi bencana, sudah menjadi rencana? Siapakah yang membuat rencana, jika seorang manusia itu lahir atau mati, seseorang itu  hidup berkelimpahan atau hidup dalam kesusahan? Rencana itu baik, karena membantumu untuk mengarahkan kepada kebaikan hidup, tetapi bukan membatasi hidup. Satu lagi, tak ada waktu terbuang percuma. Manusia saja yang berpikir dan tak bisa memanfaatkan waktu yang diberikan. Waktu yang diberikan setiap manusia di dunia ini adalah sama, tak ada yang berbeda. Yang berbeda adalah bagaimana kau menghargai setiap detik yang berharga yang diberikan Tuhan.”

Perempuan      : “Apakah menunggu juga sesuatu yang berharga?”

Malaikat          : “Menunggu tetap sebuah proses yang berharga. Manfaatkan waktu menunggu dengan mengenali sekitarmu, mengidentifikasikan tujuanmu, menyadari sekelilingmu, menikmati detik demi detik dan bersyukur bahwa kelak hadiah dari menunggu itu akan datang. Tuhan akan membayar sebagaimana waktu kan tiba.”

Ditepi penantian



Sunday, May 5, 2019

7 Cara Buat Hidup Lebih Berarti



“How to make your life so meaningful, Ajeng” tanya seorang teman pada saya. Saya jawab “It’s a lot of ways. Depends on your style, personality or your goals” Teman saya ini belum puas, lalu dia bertanya lagi “How did you know that your life makes meaningful every day?” So, here there are…

1. Set up your purpose and goal
Setiap orang di dunia ini dilahirkan dengan sebuah tujuan. Jangan katakan bahwa hidup anda sia-sia! Hidup itu pada dasarnya tidak ada artinya, namun kehadiran anda di dunia memberikan arti sehingga hidup menjadi bermakna. Lupakan siapa anda dan darimana anda berasal! Milikilah tujuan hidup sehingga anda tahu apa yang harus dilakukan! Pendidikan yang bagus, rumah yang mewah, keluarga yang sehat, pernikahan yang hebat, pekerjaan yang menakjubkan atau apa saja goal anda, itu lebih baik daripada sekedar bangun tidur pagi, bernafas hingga kembali tidur malam.

2. Be kind to others
Berbuat baik akan selalu menghasilkan kebaikan. Bahkan Tuhan pun bersabda “Balaslah kejahatan dengan kebaikan!” itu artinya tidak pernah berhenti bersikap baik pada orang lain. Mengapa? Kebaikan akan memunculkan kebermaknaan hidup. Mereka yang selalu berbagi dan bersikap baik pada orang lain merasa hidupnya lebih berarti ketimbang mereka yang tidak pernah melakukannya sama sekali. Jadi jika anda masih merasa hidup anda tidak berarti dan sia-sia, silahkan datang ke panti asuhan, rumah penyandang cacat dan komunitas masyarakat marginal, lakukan kebaikan pada mereka! Dijamin anda akan tahu arti hidup.

3. Family. Family. Family
Keluarga adalah tempat bersemainya cinta pertama dalam hidup seseorang. Siapa keluarga anda? Tidak melulu mereka adalah ayah atau ibu, bisa jadi nenek kakek anda atau pengasuh anda atau malahan keluarga angkat. Keluarga adalah awal bagaimana anda diperkenalkan pada kehidupan. Teruslah dekat, berkomunikasi dan berhubungan dengan keluarga anda dimana pun anda berada! Mereka akan mendoakan anda sehingga hidup anda berarti. Komunikasi dengan mereka membuat anda tahu apa arti kehidupan sesungguhnya karena mereka sudah berpengalaman dan yang mengajari anda. Tiada harta paling berharga selain keluarga.

4. Do your passion 
Apakah passion anda? Banyak orang yang tidak tahu apa passionnya hingga usianya sudah sepuh baru menyesal. Jika anda tidak mengenali passion, jangan harap anda kenal diri sendiri! Mereka yang mengerjakan segala sesuatu dengan cinta, akan punya gairah untuk memberi makna hidup. Jika anda tak punya gairah hidup, bisa jadi hidup anda pun meaningless. Mereka yang punya passion dalam mengerjakannya akan memahami pengorbanan. Dengan belajar berkurban, mereka akan tahu apa arti hidup ini.

5. Retreat or self reflection 
Pernah merasa bosan dalam hidup, dengan segala rutinitas keseharian? Retreat berasal dari kata latin yang berarti ‘to get away from it all’ Mengapa kita perlu mundur dari keseharian? Karena kita butuh self reflection untuk memaknai apa yang sudah terjadi dan dilakukan. Mungkin juga meditasi perlu untuk menyadari bagaimana kehidupan yang dijalani selama ini. Sebagian besar peserta retret akan pulang dengan penuh kedamaian dan kebermaknaan hidup. Daripada menghabiskan uang dan waktu untuk berbelanja hanya memuaskan keinginan namun tanpa makna, lebih baik pergi menyepi dengan menemukan kedamaian batin.

6. Make a journal
Jurnal hidup akan membantu sebagai media ekspresi dan inspirasi saat dibacakan kembali. Hidup itu sudah pasti bagai gelombang naik turun agar tetap bermakna. Namun apa pernah kita menyadari itu tanpa pernah dituliskannya dalam jurnal? Lakukan penulisan jurnal sebagai terapi diri bahwa hidup anda berarti, bermakna dan berharga. Saat anda mulai merasa meaningless dan kesia-siaan, cek jurnal anda. Jurnal akan mendokumentasikan bahwa hidup anda itu indah.

7. Have a sense of humor
Seserius apa pun hidup ini, selalu ada sisi lucu yang patut ditertawakan termasuk anda sendiri yang sedang mencari arti hidup. Bukankah anda begitu serius memaknai hidup anda sendiri sementara orang-orang di luar sana tak peduli tentang arti hidup mereka? Saya cuma ingin katakan biarlah hidup berjalan dengan misterinya agar anda tahu maknanya. Milikilah rasa humor, tontonlah film komedi atau tertawakan kekonyolan anda! Semua ini hanya sebuah kesadaran bahwa hidup itu sudah bermakna, tidak seserius seperti pemikiran anda. Jika anda masih mencari makna hidup, tertawalah! 

Ini wise words yang baru saja saya temukan, ‘Life is without meaning. You bring the meaning to it’ 
Semoga bermanfaat!

Happy Sunday😊