Sunday, January 27, 2019

Kebijaksanaan Cinta

Ketika aku masih remaja, saat mengenal cinta pertama kali, pria idaman bagiku adalah dia yang pandai di sekolah. Sayangnya, aku tidak mendapatkannya. Mungkin karena aku juga tidak terlalu pintar.
Beranjak dewasa muda, ketika aku memasuki dunia perkuliahan, pria idamanku pun berubah. Dia adalah pria yang rupawan. Sayangnya, aku juga tidak mendapatkannya. Mungkin karena aku juga tidak terlalu rupawan.
Setelah menyelesaikan kuliah dan memasuki dunia pekerjaan, aku mulai mencari pria idamanku. Bagiku, dia adalah pria yang mapan dalam karir. Sayangnya aku juga tidak bisa mendapatkannya. Mungkin juga karena aku belum mapan kala itu.
Semakin lama usiaku berjalan maka aku semakin bijak dalam menemukan pria idaman. Berjalannya waktu, aku jadi paham bahwa pria idaman adalah dia yang membuatku nyaman menjadi diriku sendiri. Karena aku tidak hidup bersama kecerdasannya, kerupawanannya atau kemapanannya melainkan dengan kebaikan dan ketulusannya. 
Aku menjadi bijaksana karena cinta. :)

Tuesday, January 22, 2019

Buat Apa Pintar Jika Tidak Bijak?

“Buat apa jadi pintar hanya untuk mengusai dunia nak?” pesan ibu lewat whatsapp sore ini. 
Aku ingin pintar ibu. Aku lebih memilih jadi wanita pintar ketimbang wanita cantik. Aku ingin ibu tahu bahwa kepandaian akan menguasai dunia. Mereka yang menguasai dunia adalah mereka yang pintar.
Itu alasanku. Aku ketik berbagai alasan untuk meyakinkan ibu bahwa aku ingin jadi wanita pintar. 
“Pintar itu perlu. Tapi buat apa menguasai dunia jika kita tak bisa menguasai diri sendiri?” tanya ibu kembali. 
Pesan pertanyaan yang menohokku. Yup, siapa pun bisa menguasai dunia tetapi belum tentu bisa menguasai diri sendiri. 
Lalu aku bertanya balik ke ibu, “aku harus bagaimana ibu?”



Menaklukkan dunia itu memang hebat tetapi lebih hebat jika ia bisa menaklukkan diri sendiri. Buat apa pintar jika ia tidak bijak?



Banyak orang berusaha menguasai dunia tetapi tidak mengenal dirinya sendiri. Dia seolah-olah ingin dunia mengenalnya, tetapi apakah dia sudah mengenal dirinya sendiri? Belum tentu. 
Belajar menguasai diri sendiri agar kita sadar bahwa jika kita pandai dan punya ilmu sesungguhnya kita tak perlu sombong. Bahkan sesungguhnya mereka yang berilmu tinggi tiada artinya apa-apa. 
Mereka yang berilmu tahap pertama bisa sombong. Mereka yang berilmu di tahap kedua bersikap rendah hati. Padahal mereka yang sudah berilmu di tahap ketiga, mereka merasa diri tidak ada artinya lagi. Ingat bahwa di atas langit masih ada langit. Setinggi apa pun ilmu yang dimiliki untuk menaklukkan dunia, pertama-tama kuasai dulu diri sendiri.

Thursday, January 10, 2019

Harapan 2019

Ketika sudah memtuskan untuk melepaskan, lepaskan semuanya.

Jangan meninggalkan apapun. Tidak perlu bicara lagi. Tengoklah terus kedepan.

Semoga 2019 ini membawa pengalaman manis.😇