Sunday, May 12, 2019

Monolog : Menunggu

Sumber foto : Dokumen pribadi
Perempuan      : “Aku bosan menunggu. Pekerjaan yang paling membosankan itu adalah menunggu. Tak pasti, aku tak suka itu.”

Malaikat          : “Sabarlah sayang. Kau tahu saatnya kan tiba.”

Perempuan      : “Sabar, Sabar, Sabar. Sampai kapan sabar? Sudah habis kesabaranku.”

Malaikat          : “Menunggu itu adalah sebuah proses untuk menguji kesabaran setiap orang. Jika kamu bisa melewatinya, buah dari kesabaran itu adalah harapan. Percayalah.”

Perempuan      : “Aku benci untuk bersikap sabar. Aku masih punya harapan kok. Hanya saja, aku bosan. Kau tahu, bahwa aku adalah perempuan super sibuk. Menghabiskan hari dengan bekerja, berpergian, beraktivitas dengan teman-temanku, menikmati dunia dengan aneka kesukaanku. Sekarang, aku harus menunggu tanpa aku tahu mau dibawa kemana semua ini.”

Malaikat          : “Karena itu, Tuhan membuatmu melakukan hal yang tidak kau sukai. Menunggu. Suka atau tidak, menunggu adalah bayaran atas perbuatan super sibuk yang kamu lakukan selama ini. Kau berpikir bahwa dunia sudah kau atur menurut kehendak dan rencanamu. Kau dipenuhi dengan target-target. Kau lupa bahwa Tuhan adalah penentu dari target dan rencanamu. Ingat, kau hanya berencana tetapi Tuhan yang menentukan. Menunggu itu menguji kesabaranmu atas apa yang kamu alami dan menguji keberanianmu terhadap apa yang akan terjadi secara tiba-tiba.”

Perempuan      : “Ya, benar. Aku memang tidak sabar, ingin serba cepat. Aku tak suka untuk bekerja lamban. Aku memang dipenuhi rencana-rencana. Bagaimana mungkin hidup tanpa rencana?”

Malaikat          : (tertawa) “Apakah kau berpikir hidup tanpa rencana, seseorang tidak bisa hidup? Hidup dengan rencana dan target adalah baik, tetapi lebih baik untuk tidak ‘dihidupi’ oleh target sehingga kau akan frustrasi jika tak mampu melakukannya. Waktu adalah Sang Penguasa dari target dan rencana. Tuhan adalah tuan dari waktu. Jangan paksa Tuhan untuk menentukan target dan rencana! Biarkan semua mengalir apa adanya!”

Perempuan      : “Bagaimana caranya agar bisa menunggu dengan lebih berkualitas? Bagaimana caranya untuk membiarkan semua mengalir apa adanya? Bagaimana caranya agar aku tak merasa bosan dengan menunggu?”

Malaikat          : “Pikiranmu yang membuat hidupmu semakin rumit. Hidup itu sederhana. Menunggu juga sederhana. Sederhana saja, pasrahkan kepada Tuhan yang empunya segalanya, termasuk waktu. Saat kau pasrah, kau sungguh menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan dan kepada alam raya. Tak usahlah kau rumitkan dengan kalimat menunggu yang berkualitas. Ukuran kualitas ditentukan oleh manusia, Tuhan tak pernah menentukan buruk dan baik. Biarkan Tuhan yang mengatur! Saat kau kehilangan kendali, tak tentu arah, berdoalah dalam hatimu, dimana Tuhan ada agar Ia menuntunmu.”

Perempuan      : “Baiklah, menunggu bukan hal yang baik untuk dilakukan. Tak pasti. Jika aku tahu seperti ini, aku akan membuat rencana-rencana alternatif hingga waktu tak terbuang percuma. Jika aku bisa mengulang waktu, pasti tidak ada lagi yang namanya menunggu.”

Malaikat          : (tertawa) “Manusia sudah terbentuk oleh namanya budaya instan. Ingin langsung jadi, tanpa mengetahui bahwa keindahan dari sebuah proses. Menunggu adalah sebuah proses bukan hasil. Kau menikmati hasil tetapi kau tidak menyukai proses. Jika kau merenungi saat mendapatkan hasil, kau akan tahu bahwa disitulah Tuhan bekerja dengan cara yang indah, termasuk sang waktu. Kau terlalu dipenuhi oleh aneka rencana. Hidup yang terencana hanya mengekang kebebasanmu dan melupakan kondisi alam raya. Apakah terjadi bencana, sudah menjadi rencana? Siapakah yang membuat rencana, jika seorang manusia itu lahir atau mati, seseorang itu  hidup berkelimpahan atau hidup dalam kesusahan? Rencana itu baik, karena membantumu untuk mengarahkan kepada kebaikan hidup, tetapi bukan membatasi hidup. Satu lagi, tak ada waktu terbuang percuma. Manusia saja yang berpikir dan tak bisa memanfaatkan waktu yang diberikan. Waktu yang diberikan setiap manusia di dunia ini adalah sama, tak ada yang berbeda. Yang berbeda adalah bagaimana kau menghargai setiap detik yang berharga yang diberikan Tuhan.”

Perempuan      : “Apakah menunggu juga sesuatu yang berharga?”

Malaikat          : “Menunggu tetap sebuah proses yang berharga. Manfaatkan waktu menunggu dengan mengenali sekitarmu, mengidentifikasikan tujuanmu, menyadari sekelilingmu, menikmati detik demi detik dan bersyukur bahwa kelak hadiah dari menunggu itu akan datang. Tuhan akan membayar sebagaimana waktu kan tiba.”

Ditepi penantian



Sunday, May 5, 2019

7 Cara Buat Hidup Lebih Berarti



“How to make your life so meaningful, Ajeng” tanya seorang teman pada saya. Saya jawab “It’s a lot of ways. Depends on your style, personality or your goals” Teman saya ini belum puas, lalu dia bertanya lagi “How did you know that your life makes meaningful every day?” So, here there are…

1. Set up your purpose and goal
Setiap orang di dunia ini dilahirkan dengan sebuah tujuan. Jangan katakan bahwa hidup anda sia-sia! Hidup itu pada dasarnya tidak ada artinya, namun kehadiran anda di dunia memberikan arti sehingga hidup menjadi bermakna. Lupakan siapa anda dan darimana anda berasal! Milikilah tujuan hidup sehingga anda tahu apa yang harus dilakukan! Pendidikan yang bagus, rumah yang mewah, keluarga yang sehat, pernikahan yang hebat, pekerjaan yang menakjubkan atau apa saja goal anda, itu lebih baik daripada sekedar bangun tidur pagi, bernafas hingga kembali tidur malam.

2. Be kind to others
Berbuat baik akan selalu menghasilkan kebaikan. Bahkan Tuhan pun bersabda “Balaslah kejahatan dengan kebaikan!” itu artinya tidak pernah berhenti bersikap baik pada orang lain. Mengapa? Kebaikan akan memunculkan kebermaknaan hidup. Mereka yang selalu berbagi dan bersikap baik pada orang lain merasa hidupnya lebih berarti ketimbang mereka yang tidak pernah melakukannya sama sekali. Jadi jika anda masih merasa hidup anda tidak berarti dan sia-sia, silahkan datang ke panti asuhan, rumah penyandang cacat dan komunitas masyarakat marginal, lakukan kebaikan pada mereka! Dijamin anda akan tahu arti hidup.

3. Family. Family. Family
Keluarga adalah tempat bersemainya cinta pertama dalam hidup seseorang. Siapa keluarga anda? Tidak melulu mereka adalah ayah atau ibu, bisa jadi nenek kakek anda atau pengasuh anda atau malahan keluarga angkat. Keluarga adalah awal bagaimana anda diperkenalkan pada kehidupan. Teruslah dekat, berkomunikasi dan berhubungan dengan keluarga anda dimana pun anda berada! Mereka akan mendoakan anda sehingga hidup anda berarti. Komunikasi dengan mereka membuat anda tahu apa arti kehidupan sesungguhnya karena mereka sudah berpengalaman dan yang mengajari anda. Tiada harta paling berharga selain keluarga.

4. Do your passion 
Apakah passion anda? Banyak orang yang tidak tahu apa passionnya hingga usianya sudah sepuh baru menyesal. Jika anda tidak mengenali passion, jangan harap anda kenal diri sendiri! Mereka yang mengerjakan segala sesuatu dengan cinta, akan punya gairah untuk memberi makna hidup. Jika anda tak punya gairah hidup, bisa jadi hidup anda pun meaningless. Mereka yang punya passion dalam mengerjakannya akan memahami pengorbanan. Dengan belajar berkurban, mereka akan tahu apa arti hidup ini.

5. Retreat or self reflection 
Pernah merasa bosan dalam hidup, dengan segala rutinitas keseharian? Retreat berasal dari kata latin yang berarti ‘to get away from it all’ Mengapa kita perlu mundur dari keseharian? Karena kita butuh self reflection untuk memaknai apa yang sudah terjadi dan dilakukan. Mungkin juga meditasi perlu untuk menyadari bagaimana kehidupan yang dijalani selama ini. Sebagian besar peserta retret akan pulang dengan penuh kedamaian dan kebermaknaan hidup. Daripada menghabiskan uang dan waktu untuk berbelanja hanya memuaskan keinginan namun tanpa makna, lebih baik pergi menyepi dengan menemukan kedamaian batin.

6. Make a journal
Jurnal hidup akan membantu sebagai media ekspresi dan inspirasi saat dibacakan kembali. Hidup itu sudah pasti bagai gelombang naik turun agar tetap bermakna. Namun apa pernah kita menyadari itu tanpa pernah dituliskannya dalam jurnal? Lakukan penulisan jurnal sebagai terapi diri bahwa hidup anda berarti, bermakna dan berharga. Saat anda mulai merasa meaningless dan kesia-siaan, cek jurnal anda. Jurnal akan mendokumentasikan bahwa hidup anda itu indah.

7. Have a sense of humor
Seserius apa pun hidup ini, selalu ada sisi lucu yang patut ditertawakan termasuk anda sendiri yang sedang mencari arti hidup. Bukankah anda begitu serius memaknai hidup anda sendiri sementara orang-orang di luar sana tak peduli tentang arti hidup mereka? Saya cuma ingin katakan biarlah hidup berjalan dengan misterinya agar anda tahu maknanya. Milikilah rasa humor, tontonlah film komedi atau tertawakan kekonyolan anda! Semua ini hanya sebuah kesadaran bahwa hidup itu sudah bermakna, tidak seserius seperti pemikiran anda. Jika anda masih mencari makna hidup, tertawalah! 

Ini wise words yang baru saja saya temukan, ‘Life is without meaning. You bring the meaning to it’ 
Semoga bermanfaat!

Happy Sunday😊

Postingan tersering dikunjungi